Farhan Dimakamkan Diam-Diam
Senin, 03 September 2012 – 07:27 WIB
Menurut Anton, seluruh proses otopsi sebenarnya sudah selesai. "Tapi identifikasinya belum karena baru data post mortem," kata Anton yang juga pemimpin tim identifikasi jasad korban Sukhoi 100 yang jatuh di Gunung Salak beberapa waktu lalu itu.
Simpang siur informasi pemakaman yang terkesan diam-diam itu semakin menambah kejanggalan kasus ini. Penulis buku Jangan Bosan Kritik Polri sekaligus Ketua Indonesian Police Watch menilai banyak kejanggalan yang harus dijelaskan oleh polisi secara terbuka.
Neta memaparkan kejanggalan pertama mengenai pistol yang disita dari terduga teroris yaitu jenis Bareta dengan tulisan Property Philipines National Police. Padahal Kapolresta Solo, Kombes Asdjima"in mengatakan jika senjata yang digunakan untuk menembak polisi di Pospam Lebaran yaitu jenis FN kaliber 99 milimeter.
Ia pun mempertanyakan apakah orang yang ditembak polisi yang diduga teroris itu merupakan orang yang sama dengan pelaku yang menembak polisi di Pospam Lebaran. Ia juga mempertanyakan apakah kemungkinan ada pihak lain sebagai pelakunya.
JAKARTA---Penanganan kasus terorisme di Solo menyisakan beragam kejanggalan. Diantarannya informasi tentang kondisi dua jenazah yang sudah dibawa
BERITA TERKAIT
- Sidang Korupsi Timah, Hakim Pertanyakan Penghitungan Kerugian Negara Berdasarkan IUP
- PMI yang Jadi Korban Pembunuhan di Hongkong Dipulangkan ke Tanah Air
- Polda Metro Jaya Buru Tersangka Penggelapan Haksono Santoso
- Masih Ragu Transplantasi Rambut? Simak Kiat Berikut
- Ketua Umum Bhayangkari Hibur Anak-anak Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi
- Anak Guru PPPK di Karanganyar jadi Korban Pemerkosaan, Sang Ibu Minta Polisi Bertindak