Farhan Dimakamkan Diam-Diam
Senin, 03 September 2012 – 07:27 WIB
Sebab, surat itu tak pernah disebut dalam jumpa pers resmi Kapolri sehari setelah penangkapan. "Sama sekali tidak disebut, tiba-tiba nanti ada surat wasiat yang isinya menjadi pembenar bahwa Farhan lah pelakunya," katanya.
Surat itu ditulis dengan bahasa Indonesia dan bahasa Arab. Intinya, surat itu menjelaskan mengapa Farhan mendendam pada polisi. Sebelumnya, Sabtu (01/09) sumber Jawa Pos di loingkungan anti teror menjelaskan Farhan dendam karena ayahnya ditangkap polisi.
Musthofa yang juga pengurus PP Muhammadiyah itu juga menyeslakn tindakan Densus 88 yang brutal saat menangkap Bayu. Korbannya, kakek kakek berusia 67 tahun Wiji Siswo. "Sampai giginya rontok dan mukanya hancur,ini kakek kakek lho," katanya.
Seharusnya, Densus 88 segera meminta maaf secara terbuka. "Jika tidak, maka rasa benci tidak hanya dirasakan oleh korban, bahkan akan dirasakan pula oleh anak cucunya," katanya.
JAKARTA---Penanganan kasus terorisme di Solo menyisakan beragam kejanggalan. Diantarannya informasi tentang kondisi dua jenazah yang sudah dibawa
BERITA TERKAIT
- Sidang Korupsi Timah, Hakim Pertanyakan Penghitungan Kerugian Negara Berdasarkan IUP
- PMI yang Jadi Korban Pembunuhan di Hongkong Dipulangkan ke Tanah Air
- Polda Metro Jaya Buru Tersangka Penggelapan Haksono Santoso
- Masih Ragu Transplantasi Rambut? Simak Kiat Berikut
- Ketua Umum Bhayangkari Hibur Anak-anak Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi
- Anak Guru PPPK di Karanganyar jadi Korban Pemerkosaan, Sang Ibu Minta Polisi Bertindak