Fasilitas Belajar Bagi Anak Merdeka Masih Minim
jpnn.com - JAKARTA - Di tengah perubahan peradaban yang cepat akibat perkembangan teknologi, dunia pendidikan mengalami tantangan mendasar. Ilmu pengetahuan terus berubah sehingga hal-hal yang dipelajari di sekolah atau kampus seolah telah usang saat seorang pelajar tamat.
Kaum pendidik dan kalangan industri mesti terus memperbaharui diri agar dapat selalu menyelenggarakan pendidikan yang memenuhi prinsip dasar agar anak bisa merasakan kemerdekaan dalam mengembangkan potensi dirinya.
Demikian Pokok Pikiran yang mengemuka dalam acara bertajuk Bincang Santai Pendidikan Yang Memerdekakan untuk Zaman Yang Berubah, Minggu (16/10, di Jakarta.
“Membaca itu bukan hanya pada aksara atau abjad, tetapi membaca kehidupan. Anak merdeka adalah anak yang bukan hanya membaca buku, tetapi anak yang mampu memaknai kehidupannya dan menginspirasi banyak orang. Dan itu diperkaya dari pengalaman hidupnya, sehingga mampu menjadi dirinya sendiri di zaman yang berubah ini,” ujar Wakil Jaringan Pendidikan Alternatif, Susilo Adinegoro saat sambutan pembukaan acara tersebut.
Menurut Susilo Adinegoro, menjadi diri sendiri tentu bukan menjadi seperti apa yang diinginkan orang tua atau lingkungan pergaulannya. Meskipun tidak bisa dibantah bahwa selaku manusia muda, seorang anak amat dipengaruhi lingkungan yang ada di luar dirinya.
Sebelumnya, inisiator dari Eurodio School of ART (ESoa), mengingatkan kebutuhan anak sangat banyak dan beragam. “Sayang tempat belajar tidak cukup, termasuk fasilitasi kebutuhan anak,” tutur dia.
Oleh karenanya, untuk memfasilitasi hal itu, lanjut Ira, berkembanglah tempat-tempat belajar yang sengaja dirancang untuk menfasilitasi kebutuhan tersebut. Tempat-tempat pendidikan itu hadir dengan tujuan untuk memerdekakan anak.
“Kemudian di mana tempat anak-anak merdeka itu dalam perubahan zaman?,” katanya.(fri/jpnn)
JAKARTA - Di tengah perubahan peradaban yang cepat akibat perkembangan teknologi, dunia pendidikan mengalami tantangan mendasar. Ilmu pengetahuan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Sekte Indonesia Emas Dideklarasikan Untuk Mewujudkan Perubahan Sosial
- PFM Tegaskan Ada 15 Kementerian dan 28 Badan Teknis yang Perlu Diawasi
- Unilever Sebut Inklusi, Kesetaraan, dan Keragaman Kunci Bisnis Berkelanjutan
- Kapolri Ajak Pemuda Muhammadiyah Berantas Judi Online & Polarisasi Pilkada Serentak
- Penjelasan BKN soal Penentuan Kelulusan PPPK 2024, Honorer K2 Bisa Senang Nih
- Demo di Depan DPD PKS, Ikatan Santri Jakarta Minta Suswono Diadili