Fasilitas Eskpor Sapi Australia Sangat Terpukul Akibat Larangan Pemerintah Indonesia

"Tahun ini, terjadi musim angin kencang selama tiga hingga empat bulan, sehingga mustahil ada serangan serangga dari Indonesia ke wilayah utara Australia," jelasnya.
"Kami telah melakukan pengujian, memang harus lebih fokus lagi, untuk meyakinkan mitra dagang kami di Indonesia," tutur Letchford.
Gejala dari masalah lebih besar
Ketua Indonesian Institute, Ross Taylor, menyebut larangan impor sapi Australia ini terkait dengan isu politik yang lebih luas.
"Kita cenderung melihat industri ekspor sapi sebagai 'Kami menjual; Anda membeli', bukan sebagai kemitraan sejati," katanya.
"Tentu saja permasalahan ini lebih dari sekadar reaksi terhadap penyakit kulit pada sapi," katanya.
Ross menyebut rekor tertinggi harga sapi Australia beberapa tahun terakhir sebagai faktor yang perlu dipertimbangkan.
"Ketika harga meroket, ada tekanan sangat besar kepada masyarakat kelas menengah bawah di Indonesia, sehingga menjadi masalah domestik dan politik," jelasnya.
Ia mengatakan hal ini ditambah lagi dengan ketidakpastian Indonesia seputar masa depan ekspor ternak Australia untuk menciptakan hubungan perdagangan yang tegang.
Produsen ternak di negara bagian Australia Barat dan Queensland sangat terpukul karena penangguhan impor sapi oleh Pemerintah Indonesia secara tiba-tiba dengan alasan ditemukan penyakit kulit menggumpal (LSD) pada ternak yang dikirim dari Australia
- Daya Beli Melemah, Jumlah Pemudik Menurun
- Dunia Hari Ini: Mobil Tesla Jadi Target Pengerusakan di Mana-Mana
- Kabar Australia: Pihak Oposisi Ingin Mengurangi Jumlah Migrasi
- Dunia Hari Ini: Unjuk Rasa di Turki Berlanjut, Jurnalis BBC Dideportasi
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan di Korea Selatan, 24 Nyawa Melayang
- 'Jangan Takut': Konsolidasi Masyarakat Sipil Setelah Teror pada Tempo