FBI dan Moldova Gagalkan Transaksi Nuklir ISIS, Ada Rusia di Balik Itu?
jpnn.com - CHISINAU - Transaksi ilegal zat radioaktif atau yang akrab disebut nuklir yang melibatkan kelompok teroris ternyata tidak hanya ada di film. Bahkan, yang terakhir, kepolisian Moldova dan FBI berhasil menggagalkan penyelundupan nuklir ke kelompok militan Negara Islam (IS) atau lebih dikenal dengan sebutan ISIS.
''Kasus (jual beli zat radioaktif di pasar gelap) ini masih mungkin akan bertambah,'' ujar Constantin Malic, salah seorang pejabat polisi yang ikut menangani kasus tersebut.
Rabu (7/10) Associated Press melaporkan bahwa kasus terakhir terjadi pada Februari lalu. Para penyelundup itu diduga berkaitan dengan Rusia. Khususnya, KGB alias badan pusat keamanan Uni Soviet (kini Rusia).
Munculnya nama KGB, menurut media Barat, mengindikasikan bahwa praktik penyelundupan zat radioaktif dari Rusia ke kawasan Timur Tengah tersebut terjadi sejak lama. Tepatnya sejak Rusia masih dikenal sebagai Uni Soviet.
Kini KGB sudah terpecah menjadi dua badan. Yakni, Badan Intelijen Asing (FIS) dan Badan Keamanan Federal (FSS).
Dalam kasus terakhir yang terungkap pada Februari lalu, kelompok penyelundup zat radioaktif itu menawarkan sejumlah besar sesium atau cesium yang lambang kimianya Cs.
''Sesium yang mereka tawarkan tersebut lebih dari cukup untuk memusnahkan sejumlah blok di kota besar,'' terang Kepolisian Moldova dalam dokumen resminya.
Saat tertangkap, para penyelundup sedang mencari pembeli yang berkaitan dengan IS. (AP/BBC/hep/c20/ami)
CHISINAU - Transaksi ilegal zat radioaktif atau yang akrab disebut nuklir yang melibatkan kelompok teroris ternyata tidak hanya ada di film. Bahkan,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer