FDS Bukan Barang Baru di Indonesia

jpnn.com - JAKARTA - Wacana full day school yang disampaikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menuai pro dan kontra di masyarakat. Padahal, menurut pejabat Direktorat Pendidikan Bappenas Amich Alhumami, full day school bukan barang baru di Indonesia.
"Di Kabupaten Jombang, sekolah para kiai, ada SMA yang secara tegas menyebut full day school. Jadi biasa aja," kata Amich dalam diskusi 'Duh, Pendidikan Tak Pernah Sepi Persoalan' di kawasan Menteng, Jakarta, Sabtu (13/8).
Amich menyatakan, pro dan kontra mengenai full day school sebenarnya bisa dihindari apabila sudah ada perumusan lengkap sebelum wacana itu dilemparkan ke masyarakat.
"Belum dilakukan perenungan mendalam tentang gimana harusnya ide full day school ditawarkan ke publik atau gimana cara dilaksanakannya, tapi udah disampaikan ke publik oleh menteri," tutur Amich.
Konsep full day school yang belum dirumuskan dengan baik itu menimbulkan banyak penafsiran dari masyarakat. Misalnya saja, pengaplikasian full day school bisa menyebabkan terjadi kekerasan dalam pembelajaran atau pelanggaran hak asasi manusia terhadap anak.
"Padahal, kalau dikatakan secara pelan-pelan, full day school bukan barang baru di kita," ungkap Amich.(gil/jpnn)
JAKARTA - Wacana full day school yang disampaikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menuai pro dan kontra di masyarakat. Padahal,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kompetisi Inovasi Teknologi Elektro Trisakti Cup 2025 Targetkan Siswa SMA Sederajat
- ITS Gandeng Ganesha Menyosialisasikan Penerimaan Mahasiswa Baru FTSPK
- Pesantren 1.000 Cahaya, Misi Pendidikan Ramadan untuk Anak Yatim dan Disabilitas
- Pemprov Jabar Bakal Tebus 335.109 Ijazah Siswa Menunggak Uang Sekolah, Duitnya Rp 1,3 T
- Ruang Pintar PNM Perluas Akses Pemberdayaan Ibu dan Anak
- BINUS University Kukuhkan 7 Guru Besar Sekaligus di Awal 2025