FDS Diterapkan, Hubungan Jokowi dan Kiai Bisa Rusak

jpnn.com, JAKARTA - Majelis Dzikir Hubbul Wathon menyatakan penolakannya terhadap rencana full day school (FDS).
Menurut Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat (PP) Majelis Dzikir Hubbul Wathon Hery Haryanto Azumi, kebijakan delapan jam di sekolah berdampak pada tatanan pendidikan kultural yang selama ini sudah terbangun.
Misalnya, madrasah diniyah yang sudah bertahun-tahun menjadi sarana pendidikan agama bagi anak-anak warga Nahdlatul Ulama (NU).
"Wajar jika NU begitu keras menolak kebijakan full day school ini. Sebab, madrasah diniyah milik NU akan lenyap. Padahal, madrasah diniyah sudah terbukti efektif sebagai institusi pembentuk dan menjaga karakter bangsa Indonesia," terang Hery di Jakarta, Sabtu (17/6).
Menurut Hery, pendidikan karakter termasuk dalam program Nawacita Presiden Joko Widodo.
Dia mengatakan, pendidikan harus selaras dengan local wisdom yang tumbuh sesuai dengan kultur di masyarakat sehingga tidak menimbulkan gejolak.
Wakil sekretaris jenderal (Wasekjen) PBNU itu menambahkan, pemerintah akan merugi jika Mendikbud Muhadjir Effendy ngotot menerapkan FDS.
Sebab, selama ini Jokowi selalu menjaga dan intensif bersilaturahmi dengan para kiai.
Majelis Dzikir Hubbul Wathon menyatakan penolakannya terhadap rencana full day school (FDS).
- BPKH Temui Pengurus PBNU, Minta Dukungan Terkait Revisi UU Pengelolaan Keuangan Haji
- Ada Dukungan Jokowi, Persis Gagal Kalahkan 10 Pemain Semen Padang
- Ini Alasan Rektor ISBI Bandung Melarang 'Wawancara dengan Mulyono'
- Hadiri HUT ke-17 Partai Gerindra, Bamsoet Dukung Gagasan Presiden Prabowo
- Kapolri dan Ketua PBNU Membahas Keberagaman dan Isu Kekerasan di Lingkungan Pendidikan
- Kerja Sama Polri-PBNU Dinilai Efektif Kurangi Kekerasan di Pesantren