Fee Based Income Perbankan Turun
Rabu, 22 Oktober 2008 – 13:58 WIB
JAKARTA - Sektor perbankan tak hanya menghadapi ancaman kekeringan likuiditas (liquidity squeez). Sektor bisnis intermediasi itu juga menghadapi potensi penurunan pemasukan dari pendapatan nonbunga (fee based income). Ini adalah imbas krisis finansial global. Bien menambahkan, ketatnya likuiditas, terutama valuta asing dalam bentuk USD, juga membuat perbankan untuk menjalankan optimalisasi valas guna menjaga fee based income. ''Jadi, valas akan diprioritaskan untuk perdagangan internasional saja,'' terangnya.
Demikian disampaikan Direktur Treasury dan International PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk Bien Subiantoro. Menurut dia penurunan fee based income dipicu oleh turunnya kegiatan perdagangan internasional. ''Perkiraan kami bisa turun hingga 20 persen,'' ujarnya di sela Seminar Perbanas di Jakarta kemarin (21/10).
Bien mengatakan, Indonesia termasuk negara dengan tingkat kegiatan ekspor/impor cukup tinggi. Karena itu, perlambatan pertumbuhan ekonomi global jelas akan sangat berpengaruh, terutama terhadap kinerja ekspor. ''Ini mulai terasa pada kuartal ketiga tahun ini,'' katanya.
Baca Juga:
JAKARTA - Sektor perbankan tak hanya menghadapi ancaman kekeringan likuiditas (liquidity squeez). Sektor bisnis intermediasi itu juga menghadapi
BERITA TERKAIT
- Selamat! Dirut SIG Raih Top CEO Indonesia Awards 2024
- Garudafood Dorong Ekonomi Inklusif, Berdayakan UMKM
- Grab Berkolaborasi dengan TikTok Hadirkan Program Seru di Jakarta
- Waspada Efek Luar Biasa dari Kenaikan PPN 12 Persen
- 53 UMKM akan Hadir di Pertamina Eco RunFest 2024, Ada Pilihan yang Sangat Menarik!
- Ekonom CORE: PPN 12 Persen Semestinya Ditunda