Femen, Kelompok Perempuan Demonstran yang Menolak Euro 2012
Sempat Diusir Ibu karena Berdemo Topless
Sabtu, 30 Juni 2012 – 12:01 WIB
Tapi, kata Alexandra, tuntutan mereka tak diindahkan mantan pemain Juventus dan kapten Prancis itu. Padahal, kata dia, rasisme sama bahayanya dengan prostitusi. Karena tak dihiraukan UEFA, mereka akhirnya mulai memilih langkah radikal. Yakni, berdemo dengan pamer payudara.
"Ternyata sangat efektif. Sejak saat itu banyak orang mulai memperhatikan tuntutan kami. Kami pun semakin giat demo topless," kata perempuan cantik berambut pirang berusia 24 tahun itu.
Tak hanya itu, Femen juga mendapat banyak simpati dari perempuan di belahan dunia yang lain. Beberapa kelompok perempuan di sejumlah negara di Eropa juga mulai meniru aksi Femen. Bahkan, di Brasil sejumlah perempuan ikut-ikutan demo tanpa busana.
Alexandra lantas memanggil Sara Winter. Perempuan yang akrab dipanggil Sara itu berasal dari Brasil. Dia datang ke Ukraina hanya untuk ikut demo menolak Euro 2012 bersama para aktivis Femen.
Femen memilih Euro 2012 sebagai momen untuk menyuarakan kemarahan kepada pemerintah Ukraina yang korup dan tak adil kepada perempuan. Memilih topless
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408