Femen, Kelompok Perempuan Demonstran yang Menolak Euro 2012

Sempat Diusir Ibu karena Berdemo Topless

Femen, Kelompok Perempuan Demonstran yang Menolak Euro 2012
Para anggota Femen: Alexandra Shevchenko, Inna Shevchenko, Tatiana Zacerkovnaya, dan Sara Winter, di ruang rapat markas Femen di Kiev, Ukraina. Foto: Agung Putu Iskandar/Jawa Pos
 

Sara yang berambut pendek tapi pirang itu sudah tinggal dua minggu dan akan bertahan hingga beberapa hari setelah final Euro 2012 pada besok (1/7) malam waktu setempat. "Saya ke sini tidak datang buat sepak bola, tapi datang untuk menolak sepak bola," kata nona 20 tahun itu. 

 

Para aktivis Femen memang benar-benar membenci Euro 2012. Bahkan, saat piala dipamerkan di beberapa kota di Ukraina, mereka menerobos barikade aparat keamanan. Saat dipamerkan di Lviv, misalnya, mereka bahkan berhasil menyentuh piala dan hampir menghancurkannya. Aksi itu gagal dilakukan karena mereka keburu ditangkap petugas.

 

Salah seorang pendiri Femen itu menuturkan, piala tersebut merupakan simbol lelaki. Jika bisa menghancurkan itu, mereka bakal membuat prestasi yang luar biasa untuk menuntut dihentikannya prostitusi. "Lihat saja bentuknya, seperti punya lelaki kan?" katanya. Kali ini tanpa tersenyum.

 

Alexandra mengakui, banyak yang mengkritik aksi berani mereka. Para penolak Femen beranggapan bahwa jika menolak prostitusi, mengapa harus aksi pamer payudara. Bukankah itu justru mempromosikan sex tourism kepada para suporter? Alexandra menolak tegas anggapan tersebut.

Femen memilih Euro 2012 sebagai momen untuk menyuarakan kemarahan kepada pemerintah Ukraina yang korup dan tak adil kepada perempuan. Memilih topless

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News