Femen, Kelompok Perempuan Demonstran yang Menolak Euro 2012
Sempat Diusir Ibu karena Berdemo Topless
Sabtu, 30 Juni 2012 – 12:01 WIB
Menurut dia, pamer payudara adalah bentuk kemerdekaan atas tubuh. Justru prostitusi adalah bentuk penindasan atas tubuh.
"Sebab, para pelacur tidak memiliki kendali penuh atas tubuh. Mereka disuruh berhubungan intim, berjoget di pub karena dibayar. Atas perintah orang lain. Kami ingin menunjukkan bahwa tubuh adalah kemerdekaan penuh kita untuk menggunakan sesuka kita," katanya.
Lulusan sebuah universitas di Kiev itu mengatakan, aksi nekat mereka sempat mengejutkan keluarga. Alexandra bahkan pernah dimarahi habis-habisan oleh ibunya hingga sempat tidak dianggap anak. "Saya sampai diusir dari rumah. Kamu bikin malu keluarga, kata ibu," tuturnya, lalu terkekeh.
Namun, lama-kelamaan ibu Alexandra luluh setelah dirinya meyakinkan tujuan perjuangan organisasinya. Sang ibu ikut simpati terhadap perjuangan putri cantiknya itu. Bahkan, sekarang ibunya juga ikut mendukung gerakan Femen. Tapi, tentu saja tak sampai topless seperti anaknya.
Femen memilih Euro 2012 sebagai momen untuk menyuarakan kemarahan kepada pemerintah Ukraina yang korup dan tak adil kepada perempuan. Memilih topless
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408