Femke Den Haas; 'Terdampar' di Indonesia demi Urusi Binatang
Sedih Lihat Orang Utan Dibantai untuk Kelapa Sawit
Selasa, 29 November 2011 – 18:08 WIB
Begitu sampai di Indonesia, dia tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mengirim aplikasi ke Kalimantan Wanariset Orangutan demi proyek rehabilitasi. Femke beruntung karena aplikasinya diterima. Namun, dia tidak lantas bertolak ke Kalimantan karena masih harus bersitegang dengan ayahnya.
"Femke, kenapa harus menghentikan sekolah juga" ucapnya, menirukan perkataan ayahnya yang tidak setuju kala itu.
Femke tetap pada pendiriannya. Bagi dia, menghentikan semua kegiatan, termasuk pendidikan di sekolah, sebanding dengan hasil yang bakal didapatnya. Setelah mendapat izin, dia mengikuti program penyelamatan orang utan. Selama empat bulan, dia tinggal di hutan dan melepaskan sekelompok hewan primata tersebut.
Setelah itu, dia kembali ke Belanda, mengambil studi paramedis hewan empat tahun di Leiden University. Setelah itu, dia melanjutkan pendidikan dengan mengambil kursus untuk satwa liar di Utrecht dan bekerja di sana. Kali ini dia bekerja menangani satwa selundupan yang masuk ke negara Ratu Beatrix tersebut.
Tidak banyak orang, apalagi perempuan, yang rela meninggalkan negaranya hanya untuk merawat binatang. Namun, itu tak berlaku bagi Femke Den Haas.
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408