Femke Den Haas; 'Terdampar' di Indonesia demi Urusi Binatang

Sedih Lihat Orang Utan Dibantai untuk Kelapa Sawit

Femke Den Haas; 'Terdampar' di Indonesia demi Urusi Binatang
Femke Den Haas; 'Terdampar' di Indonesia demi Urusi Binatang

Femke akhirnya benar-benar tertarik dan memilih tinggal di Indonesia, apalagi setelah menikah dan hamil. Keinginannya kembali ke Belanda sudah tidak lagi menggebu. Dia ingin melanjutkan apa yang sudah dibangun selama ini. "Kadang saya ingin pulang, tapi untuk kunjungan," ucap dia.

Apalagi, JAAN sekarang sudah memiliki 50 sukarelawan aktif dan 1.500 member di Jakarta. Banyak juga anak sekolah yang bergabung dengan dirinya untuk ikut menyayangi binatang. "Sering telepon masuk hanya untuk kasih tahu bahwa ada binatang yang tertabrak atau tetangga yang memperlakukan binatang dengan kejam," urainya.

Perjuangan Femke memotong rantai perdagangan hewan juga belum tuntas meski dirinya mengatakan tahu banyak tentang jalur itu. Namun, yang banyak ditelan hanya pil kekecewaan karena aparat tidak banyak bergerak dengan alasan kekurangan dana. "Di jalanan, banyak binatang dilindungi yang masih dijual bebas," terangnya.

Femke juga sakit hati begitu tahu bahwa banyak orang utan yang dibantai di Kalimantan. Padahal, seharusnya orang Indonesia bangga dengan memiliki orang utan. "Saya ingin anak saya nanti bisa menikmati keindahan alam di Indonesia, seperti orang utan dan lumba-lumba di alam bebas," ujar dia. (c11/nw)


Tidak banyak orang, apalagi perempuan, yang rela meninggalkan negaranya hanya untuk merawat binatang. Namun, itu tak berlaku bagi Femke Den Haas.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News