Ferdinand Menduga Inilah Target Irjen Napoleon Bicara soal Akidah, Lumayan Tajam
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Yayasan Keadilan Masyarakat Ferdinand Hutahaean mengaku heran dengan isi surat terbuka Irjen Napoleon Bonaparte yang berbicara soal akidah ketika ditahan di Rutan Bareskrim Polri.
Menurut Ferdinand, jenderal bintang dua itu seharusnya bisa ingat akidah sebelum menerima suap untuk menghapus status red notice Djoko Tjandra.
"Kenapa dia (Irjen Napoleon, red) tidak ingat tentang akidah ketika menerima suap ketika dia memegang jabatan?" ujar Ferdinand melalui layanan pesan, Kamis (7/10).
Eks politikus Partai Demokrat (PD) itu menduga Irjen Napoleon pengin mencari simpati setelah divonis empat tahun penjara atas perkara suap.
Terlebih lagi, kata Ferdinand, saat ini masih ada kelompok yang secara politik berjuang atas nama akidah.
"Jadi saya pikir Napoleon Bonaparte hanya sekadar mencari solidaritas, dukungan dari kelompok yang memang sering memanfaatkan isu akidah atau agama untuk memperkuat posisi politiknya," ujar dia.
Ferdinand menilai manuver Irjen Napoleon tidak berguna. Terutama jika targetnya demi mencari simpati dan meringankan hukuman atas perkara suap.
"Saya pikir ini tidak akan berguna. Napoleon sia-sia saja melakukan itu," beber pria kelahiran Sumatra Utara itu.
Ferdinand Hutahaean menanggapi surat terbuka Irjen Napoleon Bonaparte yang berbicara soal akidah.
- Curigai Langkah KPU Menyetop Rekapitulasi, Ferdinand Ungkit Omongan Jokowi
- Real Count Sementara DPR RI Dapil III DKI: Erwin Aksa & Sahroni 3 Besar, Suara Ferdinand Sebegini
- Ferdinand Hutahaean Mengingatkan soal Karakter Prabowo, Jokowi Hanya akan Jadi Masa Lalu
- Ketidakhadiran Gibran di Dialog Muhammadiyah Dianggap Melecehkan
- Surat Terbuka Diaspora Indonesia di Eropa untuk Presiden Jokowi: Bukan Akhir yang Kita Inginkan
- Bebas dari Bui, Irjen Napoleon Bonaparte Menerima Sanksi dari Polri