Ferdinand Minta Masyarakat tak Memercayai Opini Negatif Soal Densus 88
jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesia Police Monitoring Ferdinand Hutahaean mengungkapkan adanya segelintir orang yang menyebarkan opini negatif terhadap Densus 88 Antiteror Polri.
Hal itu menyusul penangkapan tiga terduga teroris di Bekasi oleh Densus 88. Salah satunya merupakan pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat yaitu AZ.
Menurut Ferdinand, opini-opini negatif yang bermunculan menuding pemerintah telah menganggu Islam.
"Suara-suara mereka yang segelintir ini kemudian menjadi ramai dan riuh karena membawa-bawa agama, seolah pemerintah, Polri, dan Densus 88 mengganggu Islam, menangkapi ulama dan Islamophobia," kata Ferdinand, Senin (22/11).
Ketua Yayasan Keadilan Masyarakat Mandiri itu mengatakan kritikan tersebut menunjukkan kesan pemerintahan Presiden Joko Widodo antiislam padahal wakil presidennya merupakan seorang ulama besar.
"Saya melihat ini ada unsur provokasi yang sangat keras dan ingin membenturkan Islam sebagai agama mayoritas di negeri ini dengan pemerintah, dengan Polri, dan Densus 88," ujar Ferdinand.
Dia menilai penangkapan terduga teroris oleh Densus 88 justru menjadi langkah untuk melindungi negara dari aksi teror.
Untuk itu, dia mengimbau masyarakat untuk tidak memercayai opini negatif tersebut.
Direktur Eksekutif Indonesia Police Monitoring Ferdinand Hutahaean mengungkapkan adanya segelintir orang yang memberikan opini negatif terhadap Densus 88 Antiteror Polri.
- BNPT Dorong Kolaborasi Multipihak untuk Cegah Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme
- Peringati Hari Pahlawan, Yayasan Gema Salam Wujudkan Semangat Nasionalisme
- Datangi Indekos, Densus 88 Antiteror Lakukan Tindakan, Apa yang Didapat?
- 3 Teroris yang Ditangkap di Jateng Merupakan Jaringan Anshor Daulah
- BNPT Beri Perlindungan Khusus Kepada Anak Korban Terorisme
- Densus 88 Bubarkan Jamaah Islamiyah, Ormas yang Pernah Ledakkan HKBP Hangtuah Pekanbaru