Ferdinand Minta Tolong, Jangan Giring Pansus Jiwasraya Untuk Memakzulkan Jokowi

jpnn.com, JAKARTA - Partai Demokrat mendorong DPR membentuk panitia khusus (pansus) untuk mengusut dugaan skandal PT Asuransi Jiwasraya (Persero).
Terkait hal tersebut, politikus Demokrat Ferdinand Hutahaean meminta kepada staf khusus kepresidenan Dini Purwono agar menyampaikan kepada Presiden Jokowi agar mendukung DPR membentuk pansus Jiwasraya.
"Mbak Dini, sampaikan ke Pak @jokowi agar mendukung terbentuknya Pansus di @DPR_RI, hanya dengan itulah masalah ini terang benderang dan selesai. Publik akan percaya hasilnya," menyadur twit Ferdinand di akun Twitter @FerdinandHaean2, Senin (30/12) sore.
"Kalau Istana menolak pansus (Jiwasraya), artinya statement Pak Jokowi ini hanya propaganda semata yang tak bernilai," lanjut Ferdinand.
Masih dalam twitnya, Ferdinand juga mengingatkan semua pihak agar jangan memanfaatkan rencana pembentukan pansus Jiwasraya menjadi alat propaganda memakzulkan Jokowi.
Dia menjamin bahwa pembentukan pansus tidak ada tujuan untuk memakzulkan presiden.
"Kami berharap tidak ada satu pun yang mencoba memanfaatkan rencana pembentukan Pansus Jiwasraya di @DPR_RI menjadi alat propaganda impeachment terhadap Pres @jokowi. Tidak ada arah ke sana, apalagi Demokrat hanya ingin membuktikan kebenaran dan menyelamatkan uang rakyat agar tidak dirugikan," kata Ferdinand.
Dia mengingatkan siapa pun yang menjadi pembenci Jokowi, jangan menggiring opini pansus untuk memakzulkan presiden.
Ferdinand meminta kepada stafsus presiden Dini Purwono agar menyampaikan pesan ini kepada Jokowi.
- Heboh Isu Ijazah Palsu, Jokowi Bukan Satu-satunya Sasaran Tembak
- Utus Jokowi ke Pemakaman Paus, Prabowo Titipkan Pesan Khusus
- 5 Berita Terpopuler: Berita Bikin Panik Honorer, Ribuan CPNS 2024 Jadi Mengundurkan Diri, Waduh
- 5 Berita Terpopuler: Jangan Sepelekan Peringatan Ahli Hukum, Semua ASN Wajib Tahu, karena Sangat Mudah Memberhentikan PPPK
- Prabowo Utus Jokowi hingga Natalius Pigai Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus
- Soal Tuduhan Ijazah Palsu Kepada Jokowi, Pengamat: Kegagalan Memaknai Demokrasi dan Cara Beroposisi yang Sehat