Ferdy: Tak Perlu Mengemis ke Tesla, Indonesia Toh Raja Nikel Dunia
Namun, peta industri hilir sampai produk setengah jadi (intermediate product) telah berubah.
PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) pada 2021 menguasai 50 persen produksi hilir nikel.
INCO berkurang 22 persen, ANTM hanya 7 persen dan Virtue Dragon (Tiongkok) mengontrol 11 persen.
"Jadi, hampir 70 persen tambang nikel dikontrol asing. ANTM hanya memiliki smelter feronikel di Pomala dengan kapasitas produksi 27.000 ton per tahun."
"ANTM berharap penyelesaian pabrik feronikel di Halmahera Timur dengan kapasitas 13.000 ton per tahun, tetapi tak kunjung tuntas karena terkendala mahalnya harga listrik dari PLN yang membuat proyek itu tak ekonomis," ucapnya.
Ferdy lebih lanjut menilai Menteri BUMN Erick Thohir perlu mencari solusi akan masalah yang ada.
Ferdy juga memaparkan IMIP adalah perusahaan patungan antara Tsangshan Steel Holding (Tiongkok) 66,25 persen dan Bintang8 (domestik) 33,75 persen.
IMIP telah membangun smelter feronikel pertama melalui PT Sulawesi Mining Investment di Bahodopi (Sulawesi Tengah) dengan kapasitas 300.000 ton per tahun.
Ferdy menyebut Indonesia tak perlu mengemis ke produsen mobil listrik dunia seperti Tesla, Indonesia toh raja nikel dunia.
- Siap-Siap, Nissan Akan Meluncurkan 16 Unit Mobil Listrik Baru
- Tesla Memperkenalkan Prototipe Robotaxi Cybercab, Diklaim Hemat Biaya
- Tesla Model 3 dan Model Y Dapat Peningkatan Teknologi Smart Summon
- Gempuran Mobil Listrik Tiongkok Bikin Pemain Jepang Saling Bergandengan Tangan
- Pemerintah China Pilih Kendaraan Listrik Ini untuk Dijadikan Mobil Dinas
- Tesla Model Y Kini Mampu Menjelajah Sejauh 515 Km