Festival Biduk Sayak Lestarikan Tradisi Kesenian Tertua dalam Pernikahan di Sarolangun
“Atmosfer malam hari, diiringi suara pantun dan tarian, menciptakan suasana yang meriah sekaligus sakral,” sambungnya.
Sementara itu, tokoh masyarakat Desa Jernih Ismadi menyebut Biduk Sayak adalah cerminan dari identitas masyarakat Air Hitam.
Menurut Ismadi, Biduk Sayak juga bisa dilakukan sebagai cara untuk mengumpulkan para pemuda-pemudi melakukan
kegiatan yang bermakna dan menghindari kegiatan-kegiatan negatif, seperti mabuk-mabukan dan judi.
“Biduk Sayak juga memiliki arti tempat wadah berkumpul para masyarakat agar hidup penuh kerukunan dan memiliki rasa 'malu' ketika melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan,” urainya.
Menurut Ismadi, Tradisi Biduk Sayak ini sudah ada sejak nenek moyang dan hingga kini masih terus dilestarikan.
Sebagai tradisi yang sarat makna, lanjutnya, Biduk Sayak menjadi salah satu bentuk seni yang mampu bertahan di tengah perkembangan zaman.
Meskipun banyak tradisi yang mulai pudar, Biduk Sayak masih hidup dan dinikmati oleh masyarakat Air Hitam, terutama dalam acara-acara besar, seperti pernikahan.
Festival Biduk Sayak melestarikan tradisi kesenian tertua dalam prosesi pernikahan di masyarakat Air Hitam, Kabupaten Soralangun, Jambi
- Bikin Bisnis Wedding Organizer, Angela Tee Menawarkan Konsep Pernikahan ala Artis
- Ditemani Pasangan, Febby Rastanty Urus Berkas Pernikahan ke KUA Kebayoran Baru
- Bagi Para Calon Pengantin, Ayo Merapat ke Bridestory Fair 2024 di PIM 3
- Seniman Faida Rachma Soroti Isu Hunian dan Kepemilikan di Jakarta Biennale 2024
- Pengacara Ungkap Kendala Teknis Pernikahan Rizky Febian & Mahalini
- Pernikahan Rizky Febian dan Mahalini Belum Terdaftar, KUA Setiabudi Buka Suara