Festival Film Indonesia di Melbourne Tampilkan 'Wajah Lain Indonesia'
"Lewat festival ini saya merasa sebagai kesempatan yang sangat baik untuk kedua negara untuk saling belajar, tidak hanya mengenai pembuatan film, tapi juga sejarah dan budaya. Kita perlu untuk saling belajar satu sama lain," tambahnya.
Festival Indonesia digelar oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia Australia (PPIA) di University of Melbourne, dengan didukung sejumlah relawan yang kebanyakan berasal dari mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Indonesia, termasuk warga lokal Australia yang memiliki ketertarikan dengan Indonesia.
Acara pembukaan IFF digelar hari Kamis (9/04) di gedung ACMI yang berada di Federation Square, Melbourne.
Dalam acara pembukaan, selain Chelsea Islan sebagai duta Festival Film Indonesia, hadir pula sejumlah sineas yang filmnya diputar dalam festival ini.
Di antaranya Rako Prijanto, sutradara film 3 Nafas Likas beserta pemeran utamanya Atiqah Hasiholan, serta Lukas Sardi, sutradara film Di Balik 98.
Lukas merasa adanya apresiasi yang tinggi dari mahasiswa Indonesia di Melbourne soal perfilman Indonesia.
"Setiap festival film memiliki karakternya sendiri... tapi festival film di Melbourne ini untuk mempromosikan film Indonesia di Australia, tapi yang paling membanggakan adalah festival ini dibuat mahasiswa Indonesia di Melbourne," ujar Lukas Sardi.
3 Nafas Likas karya Rako Prijanto menjadi film pembuka IFF 2015.
Kota Melbourne kembali menjadi tuan rumah Indonesian Film Festival (IFF). Tahun ini film-film yang ditampilkan mengangkat kekayaan budaya nusantara
- Komunitas Lebanon di Australia Merasa Marah dan Sedih Atas Serangan Israel di Tanah Kelahirannya
- Angka Rabies di Bali Masih Tertinggi di Indonesia Meski Vaksinasi Sudah Dilakukan
- Dunia Hari Ini: Lebanon Mengatakan AS Jadi Kunci dalam Perang dengan Israel
- Dunia Hari Ini: Serangan Udara Israel Menewaskan Hampir 500 Jiwa
- Dunia Hari Ini: Sri Lanka Punya Presiden Baru
- Dunia Hari Ini: Pemimpin Hizbullah Sebut Serangan Israel 'Deklarasi Perang'