Festival Setara Oktoberfest, Bebas Minum sampai Mabuk
Sabtu, 11 Juni 2011 – 08:08 WIB

BELUM MUSIM: Salah satu Bar di Jalan Dengzhou, yang terlihat lengang. Suasana bakal berbeda saat festival bir Internasional dimulai pada Juli- Agustus. Foto: Muhammad Amjad/Jawa Pos
Pemerintah Kota Qingdao mewajibkan pabrik seperti Tsingtao yang didirikan di atas lahan 6 ribu meter persegi tersebut untuk mengolah limbah dengan benar dan baik. Dengan demikian, selain tak mengotori sekitar, limbah itu berfaedah.
Pengolahan tersebut dijelaskan dengan gamblang di museum itu. Limbah sisa beras ketan dan gandum yang sudah diolah digunakan sebagai campuran bahan pembuatan batu bata. Sementara itu, kulit gandum didaur ulang menjadi suvenir. Misalnya, celengan. Ada pun sisa produksi yang halus seperti minyak-minyak yang keluar dari produksi bisa dijadikan bahan obat pijat.
"Ini bagian dari komitmen Kota Qingdao menjadi kota yang hijau. Semua limbah harus bisa didaur ulang. Semua bisa berguna dan tidak ada yang terbuang percuma," tutur Leng.
Sementara itu, di bangunan ketiga, pengunjung dibawa masuk ke ruang pabrik yang masih aktif. Mereka menyaksikan proses pembuatan bir yang sebenarnya sampai akhirnya dikemas dan siap dipasarkan.
LEWAT pabrik dan museum bir di Beer Street Qingdao, bisa disimak pertumbuhan kota tersebut hingga menjadi kota paling layak huni di Tiongkok. Berikut
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu