Festival Setara Oktoberfest, Bebas Minum sampai Mabuk
Sabtu, 11 Juni 2011 – 08:08 WIB

BELUM MUSIM: Salah satu Bar di Jalan Dengzhou, yang terlihat lengang. Suasana bakal berbeda saat festival bir Internasional dimulai pada Juli- Agustus. Foto: Muhammad Amjad/Jawa Pos
Selesai? Belum, masih ada bonus: mencicipi bir produksi Tsingtao yang terkenal itu. Caranya, cukup dengan menukarkan tiket masuk seharga 50 yuan. Yang tak suka bir bisa langsung menuju tempat penjualan suvenir yang berkaitan dengan wajah Qingdao, si Kota Bir yang baru saja menjadi tuan rumah perhelatan Piala Sudirman 2011 tersebut.
Selain pabrik dan museum bir, ternyata ada alasan lain mengapa Pi Jiu Jie yang bernama resmi Dengzhou Lu itu dijuluki Beer Street. Yaitu, gara-gara dihelatnya untuk kali pertama festival bir internasional di jalan yang tiap hari ramai oleh lalu lalang turis asing dan domestik tersebut pada 1991.
Ketika itu semua stan di sepanjang jalan, di sisi kiri dan kanan, membuka meja sampai ke pinggir jalan dan menyuguhkan sea food beserta bir dari berbagai negara. Even itu ternyata disambut dengan sangat antusias. Pemerintah kota pelabuhan itu pun terdorong untuk menjadikannya kegiatan tetap tahunan pada setiap musim panas. Dari situlah lahir nama tersebut: Beer Street.
"Ini masih awal musim panas. Kalau datang pada Agustus atau September, Anda akan menyaksikan ramainya jalan ini dengan orang yang meminum bir. Aroma yang ada hanya bir, sea food-nya sampai kalah," papar Leng yang memiliki nama Inggris Nancy itu.
LEWAT pabrik dan museum bir di Beer Street Qingdao, bisa disimak pertumbuhan kota tersebut hingga menjadi kota paling layak huni di Tiongkok. Berikut
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu