Festival Sidang Balai Panjang Hidupkan Kembali Kebudayaan Lokal yang Hampir Punah
Ja’far menjelaskan tradisi Sidang Balai Panjang adalah sebuah praktik kebudayaan yang mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat Tanah Periuk.
Maka dari itu, kata Ja’far, pertunjukan kesenian Sidang Balai Panjang yang ditampilkan tidak terlepas dari nilai budaya setempat.
“Dengan mengajak anak muda terlibat dalam kesenian ini bisa menjadi upaya bersama dalam melestarikan kebudayaan,” ujar Ja’far.
Festival Sidang Balai Panjang membuktikan pelestarian kebudayaan dapat dilakukan melalui berbagai cara, salah satunya melalui seni pertunjukan yang melibatkan generasi muda.
Dengan demikian, warisan budaya yang hampir punah dapat terus hidup dan berkembang di tengah arus modernisasi.
Penata Tarian Selibu Padi dari Sanggar Gadis Balai Panjang Azizah memaparkan tentang makna mendalam di balik tarian yang ditampilkan pada malam puncak festival ini, Tarian Selibu Padi.
Menurut Azizah, tarian yang merupakan tradisi masyarakat setempat ini biasa digelar sebelum panen sebagai simbol penghormatan kepada alam dan rasa syukur atas hasil bumi yang melimpah.
“Tarian ini menggambarkan kehidupan masyarakat yang sangat bergantung pada alam,” ungkap Azizah.
Festival Sidang Balai Panjang Tanah Periuk menghidupkan kembali warisan budaya melalui inkubasi generasi muda dalam kesenian
- Ketoprak 'Retno Kencana' Hidupkan Kembali Warisan Budaya
- Festival SADA AWI Hidupkan Warisan Sunda di Tengah Modernisasi
- Berpidato di Forum UNESCO, Fadli Zon Usulkan Reog Ponorogo Jadi Warisan Budaya Takbenda
- Indonesiana.TV Dirancang Menjadi Jembatan Digital untuk Jelajahi Kekayaan Budaya
- Peduli Generasi Muda, BNI Lawan Stunting & Beri Bantuan kepada Ibu Hamil Kurang Gizi
- Bea Cukai Dorong Pemahaman Kepabeanan dan Cukai di Kalangan Mahasiswa Melalui CGTC