Festival Sidang Balai Panjang Hidupkan Kembali Kebudayaan Lokal yang Hampir Punah
Ja’far menjelaskan tradisi Sidang Balai Panjang adalah sebuah praktik kebudayaan yang mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat Tanah Periuk.
Maka dari itu, kata Ja’far, pertunjukan kesenian Sidang Balai Panjang yang ditampilkan tidak terlepas dari nilai budaya setempat.
“Dengan mengajak anak muda terlibat dalam kesenian ini bisa menjadi upaya bersama dalam melestarikan kebudayaan,” ujar Ja’far.
Festival Sidang Balai Panjang membuktikan pelestarian kebudayaan dapat dilakukan melalui berbagai cara, salah satunya melalui seni pertunjukan yang melibatkan generasi muda.
Dengan demikian, warisan budaya yang hampir punah dapat terus hidup dan berkembang di tengah arus modernisasi.
Penata Tarian Selibu Padi dari Sanggar Gadis Balai Panjang Azizah memaparkan tentang makna mendalam di balik tarian yang ditampilkan pada malam puncak festival ini, Tarian Selibu Padi.
Menurut Azizah, tarian yang merupakan tradisi masyarakat setempat ini biasa digelar sebelum panen sebagai simbol penghormatan kepada alam dan rasa syukur atas hasil bumi yang melimpah.
“Tarian ini menggambarkan kehidupan masyarakat yang sangat bergantung pada alam,” ungkap Azizah.
Festival Sidang Balai Panjang Tanah Periuk menghidupkan kembali warisan budaya melalui inkubasi generasi muda dalam kesenian
- Kenduri Swarnabhumi 2024: Sukses Gelar 7 Festival, Generasi Muda Selalu Dilibatkan
- Kemendikbudistek Wujudkan Mimpi Anak Indonesia Lewat Beragam Program Beasiswa
- Ritual Sakral Ajun Arah Ditampilkan di Festival Lek Nagroi, Bentuk Pelestarian Tradisi
- Apresiasi Penggerak Budaya, Kemendikbudristek Bakal Gelar Anugerah Kebudayaan 2024
- Kemendikbudristek & Modena Kolaborasi Ciptakan Tenaga Kerja Siap Pakai
- Peringati Haornas 2024, MIND ID Konsisten Mendukung Kebangkitan Olahraga di Indonesia