Fesyen Ternama Australia Gunakan Produk Hasil Eksploitasi Terhadap Muslim Uighur

Dilnur mengirimkan sejumlah pesan mengenai kondisinya dan ratusan warga Uighur dalam kamp tahanan dan dipaksa bekerja secara tidak manusiawi.
Dilnur mengaku dirinya tidur di asrama pabrik dan hanya dibolehkan pulang seminggu sekali untuk bertemu anak-anak dan orangtuanya.
Dia mengaku daya penglihatannya sangat buruk dan jika dia tidak bisa membuat sulaman rumit yang diperintahkan, dia akan dihukum menyapu pabrik.
"Saudari saya seorang perawat, dia tidak tahu bagaimana caranya membuat pakaian," tutur Gulnur.
Dilnur meminta saudarinya di Melbourne menyuarakan kondisinya kepada media dan khalayak luas.
"Dia minta tolong, katanya jika tidak bisa keluar dari tempat itu, kabarkan kepada masyarakat internasional, pemerintah, apa saja yang bisa saya lakukan," tutur Gulnurs Idreis.
Pabrik tekstil di China

Berbekal kartu identitas yang sempat diberikan lewat foto dari Dilnur, Four Corners kemudian menelusuri keberadaan lokasi pabrik yang disebut Dilnur itu.
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya