Fikri Jufri

Fikri Jufri
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

"Masih belum menarik," katanya. "Bikin lagi," tambahnya.

Setelah empat kali ganti "lead" akhirnya Fikri bilang: "ini baru menarik". Dia pun lantas memasukkan "lead" baru itu ke dalam tulisan saya yang sudah dia rombak total.

Menulis "lead" untuk majalah mingguan jauh lebih sulit daripada menulis lead untuk surat kabar. Tetapi, kelak, saat memimpin Jawa Pos saya mengharuskan wartawan menulis "lead" yang baik meskipun untuk koran.

Fikri adalah guru saya di bidang penulisan "lead". Selebihnya saya hanya mengenalnya sebagai wartawan yang hebat. Dia wartawan ekonomi yang luar biasa. Lobi-lobi-nya dengan kalangan atas sangat luas. Dengan para menteri ekonomi dan keuangan. Juga dengan para pengusaha besar.

Fikri Jufri adalah satu-satunya wartawan yang mampu melakukan wawancara khusus dengan konglomerat nomor satu Indonesia saat itu: Liem Sioe Liong.

Hasil wawancara itu dimuat sebagai laporan utama. Oplah TEMPO mencapai rekor tetinggi dalam sejarahnya: 175.000 eksemplar.(*)


Berita Selanjutnya:
Pertamax Oplos

Sudah sekitar 10 tahun terakhir Fikri Jufri tidak bisa ikut Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Jawa Pos. Kesehatannya terus menurun. Kemarin dia meninggal.


Redaktur : Tim Redaksi
Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News