Filep: Ironi di Hari Perdamaian Internasional, Papua Masih jadi Ruang Militerisme
“Ironi di Hari Perdamaian Internasional adalah Ketika Papua masih menjadi ruang militerisme," kata Filep.
Mantan anggota KPU Provinsi Papua Barat ini menyampaikan siklus kekerasan di Papua tidak bisa diselesaikan dengan cara-cara lama, seperti melalui pendekatan militer.
Hal itu karena tidak membuahkan hasil maksimal seperti yamh terjadi selama ini.
“Dalam pandangan saya, sejak awal operasi militer menjadi pilihan utama, hal itu memang berpotensi menjadi bumerang,” tegas Filep.
Akademisi STIH Manokwari ini seringkali menyuarakan kepada pemerintah agar menarik pasukan militer yang diterjunkan ke Tanah Papua.
Menurut Filep, pendekatan budaya dan dialog adalah salah satu jalan yang bisa ditempuh untuk mengurai konflik yang terjadi.
Melalui momentum Hari Perdamaian Internasional itu, doktor alumni Unhas Makassar itu mengajak para pemangku kepentingan untuk menerapkan strategi pengarusutamaan perdamaian dalam setiap sektor pembangunan di Papua.
Atas dasar itu, maka diharapkan setiap kebijakan yang dilakukan telah melalui proses partisipatif dan aspiratif.
Senator asal Papua Barat Filep Wamafma menyampaikan, Hari Perdamaian Internasional tersebut mengandung harapan lahirnya tatanan dunia tanpa senjata, saling menghormati Hak Asasi Manusia (HAM) demi peradaban yang humanis.
- Kronologi Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni Hilang sebelum TNI-Polri Tembak Mati Komandan KKB
- Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni Hilang, TNI Kerahkan Pasukan
- INSPIRA Sebut Kapolri Sigit Bawa Perubahan di Polri
- Tim Gabungan Siap Amankan 335 Gereja saat Perayaan Natal di Bali
- Sultan Mendukung Pemerintah untuk Membentuk Holding UMKM
- Dukung Pengamanan Natal & Tahun Baru, Polri Siapkan 2 Helikopter Ambulans Udara