Filep Minta Pemerintah Jawab Kekhawatiran Rakyat Atas Pemekaran di Papua

Filep Minta Pemerintah Jawab Kekhawatiran Rakyat Atas Pemekaran di Papua
Senator Papua Barat Dr. Filep Wamafma bertemu Mendagri Tito Karnavian beberapa waktu lalu. Foto: Humas DPD RI

Lebih lanjut, dalam situasi pro dan kontra pemekaran saat ini, Filep meminta pemerintah menjawab kekhawatiran-kekhawatiran yang berkembang di tengah rakyat Papua atas dampak yang kelak terjadi akibat pemekaran.

Menurut dia, pemerintah harus menjelaskan tepat pada titik persoalan kegelisahan rakyat melalui mekanisme yang tepat pula.

“Rakyat Papua hari ini khawatir dan bimbang terhadap aspek dan dampak yang terjadi akibat pemekaran wilayah. Rakyat Papua memandang, ketika ada pemekaran maka rakyat atau orang asli Papua akan termarginalkan,” ujar Filep.

Selain itu, kata dia, kesiapan orang Papua dalam aspek pendidikan/SDM atau aspek persaingan usaha, bisnis, kedudukan dalam pemerintahan, kedudukan dalam ekonomi dan kedudukan di dalam semua aspek ini menjadi kekhawatiran tersendiri bahwa pemekaran ini tidak akan berdampak signifikan terhadap kesejahteraan orang asli Papua.

Filep menekankan pemerintah perlu memahami karakteristik orang Papua dan potensi konflik yang ditimbulkan akibat pemekaran.

Menurutnya, karakteristik mayoritas rakyat Papua yang hidup dengan cara tradisional akan berhadapan dengan persaingan terbuka saat terjadi pemekaran.

Selain itu, rakyat Papua juga mengkhawatirkan adanya migrasi besar-besaran yang dikhawatirkan akan menguasai semua sektor di Papua. Hal ini yang seharusnya dijawab oleh pemerintah.

Dia menambahkan hingga kini terdapat benang merah yang belum dituntaskan oleh pemerintahan dari rezim ke rezim. Inilah yang menyebabkan konsep pemerintah seringkali berseberangan atau bertolak belakang dengan daerah.

Wakil Ketua I Komite I DPD RI ini Filep Wamafma mengkritisi mekanisme yang dijalankan pemerintah dalam mewujudkan pemekaran di Papua.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News