Filipina Beri Lampu Hijau untuk Vaksin Amerika, Bagaimana dengan Sinovac?
jpnn.com, MANILA - Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Filipina mengizinkan penggunaan darurat vaksin COVID-19 buatan Pfizer-BioNTech. Vaksin buatan perusahaan asal Amerika Serikat tersebut menjadi yang pertama direstui oleh negara dengan salah satu kasus tertinggi COVID-19 di Asia.
Kepala FDA Rolando Enrique Domingo mengatakan vaksin Pfizer-BioNTech, yang menunjukkan tingkat keberhasilan 95 persen, ampuh mencegah COVID-19, yang telah menjangkiti hampir setengah sejuta orang di Filipina.
"Manfaat penggunaan vaksin melebihi risiko yang diketahui dan potensi risiko," katanya saat konferensi pers, menambahkan bahwa tidak ada kekhawatiran keamanan spesifik yang teridentifikasi.
Filipina dalam beberapa tahun belakangan ini mengalami kesulitan untuk meyakinkan masyarakat soal penggunaan vaksin.
Jajak pendapat pekan lalu menunjukkan kurang dari sepertiga penduduk bersedia divaksin COVID-19 karena merasa khawatir akan keamanannya.
Filipina akan menerima gelombang pertama vaksin Pfizer-BioNTech pada kuartal pertama tahun ini melalui program COVAX. Selain kesepakatan itu, pemerintah juga sedang bernegosiasi langsung dengan produsen vaksin.
Domingo menuturkan bahwa Sinovac Biotech China pada Rabu (13/1) mengajukan izin penggunaan darurat vaksin.
Pengajuan itu menyusul data uji klinis tahap akhir di Brazil yang menunjukkan keampuhan vaksin tersebut hanya 50,4 persen. Filipina mengamankan 25 juta dosis vaksin CoronaVac Sinovac, dengan 50.000 dosis pertama akan tiba pada Februari.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Filipina mengizinkan penggunaan darurat vaksin COVID-19 buatan Pfizer-BioNTech
- Lokasi Ini Bakal Jadi Tempat Apple Bangun Pabrik di Indonesia
- Jerman dan Amerika Diguncang Aksi Teror, Prancis Panik
- Joe Biden Larang Pabrik Baja Amerika Dijual ke Perusahaan Jepang
- Ada Faktor Cuan, yang Bikin Alot Negosiasi Pemerintah dengan Apple
- Mantan Presiden Amerika Meninggal Dunia, Palestina Ikut Berduka
- Thailand vs Filipina: Final Ideal atau Raja Baru?