Filipina Bisa Memilih Bongbong Marcos Jadi Presiden Baru Meski Keluarganya Menjarah Kekayaan Negara
Saat negara di ambang kekerasan skala penuh, presiden AS Ronald Reagan mendesak Marcos untuk mundur dan meninggalkan negara itu, serta menjamin ia mendapat suaka di AS jika dia setuju.
Tidak ada negara lain yang siap melakukannya.
Dengan gerombolan pengunjuk rasa yang marah berkumpul di luar Istana Malacañang, keluarga Marcos melarikan diri dari Manila.
Bahkan dalam kekacauan menuju pengasingan, mereka berhasil meraup jutaan dolar barang berharga, termasuk uang tunai, permata, emas dan benda-benda seni.
Diperkirakan 300 peti dimuat ke dua pesawat Angkatan Udara AS yang membawa anggota keluarga Marcos dan kroni mereka ke Hawaii, juga termasuk senjata, sertifikat deposito bank, dan akta kepemilikan berbagai properti di luar negeri.
Para pejabat di Washington saat itu mengatakan bahwa perhiasan milik Imelda Marcos dimasukkan ke dalam kotak popok, bersama dengan emas batangan senilai A$200.000 dan hampir A$1 juta dalam mata uang Filipina.
Beberapa dari harta jarahan ini disita dan kemudian dikembalikan ke pihak berwenang Filipina. Tetapi pengacara pemerintah membutuhkan waktu puluhan tahun untuk memulihkan bahkan sebagian kecil dari kekayaan haram keluarga Marcos.
Rekening bank misterius 'William Saunders' dan 'Jane Ryan'
Salah satu tindakan paling awal yang dilakukan pemerintahan baru Corazon Aquino adalah membentuk Komisi Presidensial untuk Pemerintahan yang Baik (PCGG), yang bertugas melacak dan memulihkan jutaan uang yang hilang.
Dalam pesawat yang diisi penuh dengan berlian, benda-benda seni, emas, dan uang tunai A$1 juta, Imelda dan Ferdinand Marcos melarikan diri dari Filipina dalam kehinaan
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata