Filipina Bisa Memilih Bongbong Marcos Jadi Presiden Baru Meski Keluarganya Menjarah Kekayaan Negara
Pada tahun 1986, tahun pengasingan Marcos, Bank Dunia memperkirakan kekayaannya mencapai A$13,5 miliar, sedangkan pendapatan rata-rata orang Filipina biasa hanya A$1.017 per tahun.
Pengacara pemerintah meluncurkan tuntutan hukum pertama yang tak terhitung jumlahnya untuk menyita perhiasan, lukisan, properti, dan ratusan juta dolar yang disembunyikan di rekening asing.
Tapi itu bukan tugas yang sederhana. Pasangan ini memiliki waktu 21 tahun untuk menyedot dana dari pundi-pundi Filipina dan menyembunyikannya di seluruh dunia, sebagian besar melalui perusahaan atau dengan menggunakan nama palsu.
Pada tahun 1968, Ferdinand Marcos membuka rekening pertama untuk dirinya dan Imelda di Credit Suisse Bank, menggunakan nama William Saunders untuk dirinya dan Jane Ryan untuk istrinya.
Salah satu keberhasilan terbesar PCGG adalah mendapatkan kembali A$927 juta tunai dari bank-bank Swiss.
Dalam sebuah langkah yang bersejarah, Swiss membekukan aset Marcos setelah pejabat bank diberitahu bahwa pasangan itu telah menyetor lebih dari A$271 juta hanya beberapa minggu setelah mereka melarikan diri ke Hawaii.
Masih butuh 60 keputusan dari Mahkamah Agung Federal Swiss sebelum dana tersebut dapat dikembalikan ke Filipina.
Selama beberapa dekade, pihak berwenang Filipina juga telah memulihkan puluhan juta dolar dalam bentuk properti, perhiasan, karya seni, dan saham di tempat pembuatan bir San Miguel, perusahaan swasta terbesar di Filipina pada saat itu.
Dalam pesawat yang diisi penuh dengan berlian, benda-benda seni, emas, dan uang tunai A$1 juta, Imelda dan Ferdinand Marcos melarikan diri dari Filipina dalam kehinaan
- Ada Sejumlah Alasan Indonesia Menaikkan PPN, tetapi Apakah Sudah Tepat?
- Usia Penonton Konten Pornografi di Australia Semakin Muda
- Dunia Hari Ini: Israel Menyetujui Gencatan Senjata Dengan Hizbullah
- Siapa Saja Bali Nine, yang Akan Dipindahkan ke penjara Australia?
- Dunia Hari Ini: Menang Pilpres, Donald Trump Lolos dari Jerat Hukum
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan