Filipina Bisa Memilih Bongbong Marcos Jadi Presiden Baru Meski Keluarganya Menjarah Kekayaan Negara
Keluarga itu diizinkan untuk kembali ke Filipina pada tahun 1991, setelah kematian Marcos.
Imelda Marcos didakwa dengan sekitar 60 tuntutan pidana dan perdata termasuk korupsi dan penggelapan pajak.
Dia dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman antara sembilan dan 12 tahun penjara, tetapi Mahkamah Agung kemudian membatalkan keputusannya.
Imelda dua kali mencalonkan diri sebagai presiden, dan untuk kedua kalinya pula ia berakhir di urutan paling belakang, tetapi ia berhasil mencalonkan diri sebagai anggota Kongres Filipina.
Sampai hari ini, dia tetap tidak menyesal atas apa yang dia dan suaminya lakukan.
Pada tahun 1998, dia terkenal dengan bualannya: "Kami praktis memiliki segalanya di Filipina."
Pada tahun 2018, dia dihukum atas tuduhan baru yakni menyalurkan seperempat juta dolar uang publik ke yayasan Swiss.
Dia kembali dijatuhi hukuman penjara hingga 11 tahun dan didiskualifikasi dari memegang jabatan publik. Tapi banding atas tuduhan itu masih tertunda, memungkinkan dia untuk tetap duduk di Kongres sampai kasus ini diputuskan.
Dalam pesawat yang diisi penuh dengan berlian, benda-benda seni, emas, dan uang tunai A$1 juta, Imelda dan Ferdinand Marcos melarikan diri dari Filipina dalam kehinaan
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata