Filipina Menghadapi Gray Zone China, Indonesia Diminta Waspada
Profesor Renato memberi penekanan pada kerja sama antara negara-negara maritim Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Filipina, Vietnam, dan Malaysia.
Dia mengungkapkan bahwa China telah melakukan operasi “gray zone” terhadap Filipina berkali-kali sejak 1995. Hal tersebut dinilainya sebagai perang politik tanpak pengerahan kekuatan militer secara masif.
“Operasi gray zone yang diterapkan China, agar agresi militer mereka tetap berada di bawah tingkat operasi laut yang sesungguhnya dan dapat disembunyikan melalui bantahan-bantahan,” jelas Renato.
Menurutnya strategi ini merupakan pengejawantahan dari strategi perang Sun Zi, yang antara lain mengajarkan cara menang dalam peperangan tanpa harus berperang.
China berupaya menekankan kliamnya di Laut China Selatan, antara lain dengan membangun dan melakukan militerisasi pada pulau-pulau buatan di wilayah-wilayah yang masih berada dalam sengketa dengan Vietnam da Filipina.
"China mengirimkan kapal-kapal nelayannya ke wilayah Laut Cina Selatan, serta menugaskan kapal-kapal unit lautnya untuk melakukan berbagai maneuver seperti yang terjadi pada awal bulan Februari ini di wilayah ZEE Filipina," jelas Renato.
Pada 6 Februari 2023, sebuah kapal milik penjaga pantai China telah menembakkan laser berstandar militer kepada kapal penjaga pantai Filipina di wilayah yng disengketakan di Laut China Selatan. (jlo/jpnn)
Pengalaman Filipina menghadapi gray zone China dinilai harus dijadikan pelajaran bagi Indonesia agar selalu waspada.
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh
- Pakar Bahas Dampak Soft Power Tiongkok dalam Pendidikan dan Budaya di Indonesia
- Tekanan China Meningkat, Indonesia Diminta Perkuat Pertahanan di Natuna
- Kemenhub Gelar Sosialisasi Penerapan UNCLOS 1982
- Modernisasi Militer China Jadi Tantangan bagi Indonesia dan Asia Tenggara
- Segera Tayang! Sekotengs Dibintangi Adipati Dolken Hingga Zee Eks JKT48
- Negara-Negara ASEAN Diimbau Bersatu untuk Hadapi Aksi Agresif China