Filipina Sudah Mengadu ke Amerika, Tiongkok Sebaiknya Siap-Siap
jpnn.com, WASHINGTON DC - Penasihat keamanan nasional untuk Amerika Serikat dan Filipina membahas keprihatinan bersama mereka atas aktivitas Tiongkok di Laut China Selatan, Rabu (31/4).
Filipina menggambarkan kehadiran ratusan kapal Tiongkok di dalam zona ekonomi eksklusif sepanjang 200 mil di Whitsun Reef sebagai pengepungan yang mengancam.
Manila yakin kapal-kapal itu diawaki oleh milisi maritim. Namun, para diplomat Tiongkok mengatakan kapal-kapal itu berlindung dari laut yang ganas dan tidak ada milisi di dalamnya.
Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan dan Penasihat Keamanan Nasional Filipina Hermogenes Esperon telah bersepakat bahwa kedua negara akan terus berkoordinasi erat dalam menanggapi tantangan di Laut Cina Selatan.
"Sullivan menekankan bahwa Amerika Serikat mendukung sekutu kami Filipina dalam menegakkan tatanan maritim internasional berbasis aturan, dan menegaskan kembali penerapan Perjanjian Pertahanan Bersama AS-Filipina di Laut China Selatan," demikian pernyataan Gedung Putih.
Kanada, Australia, Jepang, dan beberapa negara lainnya telah menyuarakan keprihatinan tentang aktivitas Tiongkok di Laut China Selatan.
Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, Tiongkok, dan Vietnam memiliki klaim wilayah yang tumpang tindih di Laut China Selatan, yakni perairan yang dilalui aktivitas perdagangan setidaknya senilai 3,4 triliun dolar AS per tahun. (ant/dil/jpnn)
Aktivitas Tiongkok yang makin agresif mendorong Filipina untuk meminta pertolongan Amerika Serikat
Redaktur & Reporter : Adil
- Universitas Bakrie Jadi Jembatan Pengembangan Industri Halal Antara Indonesia dan Filipina
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer
- Trump Bakal Menghukum Petinggi Militer yang Terlibat Pengkhianatan di Afghanistan
- Joe Biden Izinkan Ukraina Pakai Rudal Jarak Jauh AS untuk Serang Rusia
- Medali Debat