Film 'Cowboys in Paradise' Gelap

Gubernur: Substansinya Sangat Memprihatinkan

Film 'Cowboys in Paradise' Gelap
Gerbang di Pantai Kuta, Kabupaten Badung, Bali. Foto: Ayatollah Antoni/JPNN.Com

jpnn.com, DENPASAR - Proses penggarapan film Cowboys in Paradise yang mengambil latar belakang di Pantai Kuta belakangan diketahui tak mengantongi izin dari pemerintah setempat. Pasalnya  hingga kini, pihak Pemprov Bali menyatakan tak pernah mengeluarkan izin untuk penggarapan film tersebut. Gubernur Bali Made Mangku Pastika dengan tegas menyatakan bahwa sutradara film Cowboys in Paradise Amit Virmani, tak pernah mengajukan

izin pembuatan film dokumenter kepada pemerintah setempat. Pastika pun menyatakan bahwa film yang berkisah tentang kehidupan pria penghibur (gigolo, Red) di Pantai Kuta itu illegal. "Izin apa itu? Justru itu masalahnya, tidak ada izin yang kami keluarkan terkait pembuatan film itu. Makanya, sekarang kita masih telusuri bagaimana mereka membuat film itu.

Apakah film itu resmi atau nyuri-nyuri, kita kan nggak tahu. Dan yang kedua, bukan soal filmnya. Substansinya itu yang memprihatinkan. Kalau memang benar, itu sangat  memprihatinkan," ujar Pastika. Disinggung masalah razia ''gigolo" yang dilakukan oleh Satgas Pantai Kuta, Pastika yang mantan Kapolda Bali itu menyambut baik apa yang telah dilakukan oleh Satgas Pantai Kuta.

Pasalnya, satgas dianggap yang paling mengetahui seluk beluk kehidupan yang ada di Pantai Kuta. "Terima kasih kepada masyarakat Kuta yang telah melakukan razia dalam tanda petik. Yang penting ditertibkan dan jangan anarkis. Apalagi yang sering disana, nongkrong disana,  nyari makan disana, pasti tahu siapa orang itu. Ya kan? Harus diambil langkah segera agar citra Bali sebagai pulau spiritual jangan sampai ternoda dengan hal-hal seperti itu," imbuhnya.

Pastika juga menyayangkan isi substansi film yang diduga melenceng dari topik yang pada awalnya ditanyakan. Diduga topik yang diperbincangkan pada awalnya adalah masalah hiburan  dan HIV/AIDS, namun belakangan melenceng kearah kehidupan malam di kuta. "Ini persoalannya pembuatan film dan substansinya," tegas Pastika.

Sementara itu, berdasarkan pantauan Radar Bali, situs www.cowboysinparadise.com yang menjadi situs resmi film tersebut, sejak pagi kemarin sulit diakses. Diduga situs tersebut  tidak mampu menampung kapasitas pengunjung situs yang sudah melebihi bandwith.

Kadisbud Bali IB Sedhawa juga menyayangkan film dokumenter tentang fenomena gigolo di pantai Kuta di media internet. Dirinya mengaku sudah melihat dan merasa kaget karena tak  pernah ada permintaan izin penggarapan film tersebut ke Disbud Bali maupun Bapfida (Badan Perfilman Daerah) Bali. Atas kasus ini, Satgas Pantai Kuta merazia keberadaan gigolo di pantai. Bahkan kemarin sekitar pukul 14.00 ada cowboys mendekati bule dan akhirnya sembunyi di balik perahu.

''Kami nanti akan koordinasikan dengan desa adat untuk penangkapan lagi," ujar Ketua Satgas Pantai Kuta Ngurah Tresna kepada Radar Bali kemarin. Di tempat terpisah Kapolsek Kuta AKP Dody Prawira kepada koran ini menyatakan telah melakukan pengejaran berulang kali terhadap para cowboys di Kuta. "Kami sudah kejar mereka  sampai tiga kali. Kami rutin adakan razia," ujar Dody Prawira. (eps/ija/dra/dot)

Proses penggarapan film Cowboys in Paradise yang mengambil latar belakang di Pantai Kuta belakangan diketahui tak mengantongi izin dari pemerintah setempat.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News