Film G30S/PKI, Antara Malam Horor bagi Murid dan Penyesalan Sutradara
”Film ini justru dijadikan tontonan wajib anak-anak sekolah dan pegawai negeri, dan sejak pertengahan 1980-an hingga 1997 ditayangkan setiap tahun pada 30 September di TVRI dan direlai oleh seluruh stasiun TV,” tutur Garin menukil Krishna Sen dan David T Hill (2000).
Murid sekolah pun diwajibkan menonton Pengkhianatan G30S/PKI yang diputar ulang setiap tahun. Biasanya, guru akan meminta salinan resensi film tersebut dari setiap murid.
Menurut Garin, setiap pemutaran film itu di stasiun televisi setiap 30 September dipastikan menjadi ‘malam horor’ bagi anak-anak yang diharuskan menyaksikan adegan kekerasan.
“Kewajiban itu adalah upaya Soeharto ‘mencuci otak’ anak-anak Indonesia tentang komunisme,” papar Garin dalam analisisnya.
Memang Arifin C Noer menyutradarai berbagai film propaganda Orba, antara lain, Serangan Fajar (1981), Pengkhianatan G30S/PKI, dan Djakarta 1966.
Menurut Garin, sineas kondang itu menyesalkan hal tersebut pada akhir hayatnya.
“Permintaan maafnya tidak pernah diketahui secara luas oleh publik. Ia hanya menyampaikannya melalui sahabatnya, Gunawan Mohamad dan Putu Wijaya,” tulis Garin dalam buku yang diterbitkan PT Kompas Media Nusantara pada 2015 itu.(ara/jpnn)
Film Pengkhianatan G30S/PKI yang diproduksi PPFN dan disutradarai Arifin C Noer menjadi tontonan wajib pada era Orde Baru.
Redaktur & Reporter : Antoni
- Film 'Dilanjutkan Salah, Disudahi Perih' Mulai Syuting di Bandung
- Refly Harun soal Pembubaran Diskusi FTA: Si Rambut Kuncir Bukan OTK, Jelas Berafiliasi ke Mana
- Pengkhianatan G30S/PKI: Film Paling Banyak Ditonton yang Dianggap Alat Cuci Otak Anak Indonesia
- Garin Nugroho Terlibat, Film 'Dilanjutkan Salah, Disudahi Perih' Mulai Produksi
- Keluar dari Golkar, Wanda Hamidah Singgung Kecurangan Pilpres, Oligarki, & Orde Baru
- Persis Skenario, Jokowi Sudah Mengganti Orangnya Megawati, Selanjutnya