Film Mulan Dianggap Mendukung Penindasan Muslim Uighur di Tiongkok, Kok Bisa?

Sophie mempertanyakan apakah Disney telah mempertimbangkan keterlibatan ini ketika pembicaraan tentang Xinjiang umumnya menyangkut penahanan massal tanpa proses hukum hanya karena etnis dan agama mereka, tentang kerja paksa, penyiksaan dan hilangnya kebebasan beragama.
External Link: @foolery_s tweeted: "#BoycottMulan how tone deaf do you have to be to support police brutality when you just filmed a character who is supposed to stand against oppression in its raw form? Pound sand."
"Hal terpenting bagi perusahaan mana pun yang memiliki keterlibatan semacam ini yaitu melakukan uji tuntas HAM, sebagaimana dipersyaratkan dalam panduan Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang bisnis dan HAM," kata Sophie.
"Pada titik ini segala jenis kerjasama dengan pihak berwenang di Xinjiang harus menjadi peringatan bagi perusahaan internasional mana pun," katanya.
"Disney berkewajiban menjelaskan uji tuntas HAM seperti apa yang mereka lakukan sebelum terlibat dengan pihak berwenang tersebut," tambahnya.
Tahun lalu, tagar #BoycottMulan sempat menjadi trending di platform media sosial Twitter setelah aktris Tiongkok-Amerika Liu Yifei, pemeran utama perempuan di film ini mengemukakan dukungannya terhadap tindakan polisi memberangus aksi pro-demokrasi di Hong Kong.
Liu Yifei memiliki 66 juta pengikut di platform media sosial Tiongkok, Weibo.
Dia menambahkan tagar "IAlsoSupportTheHongKongPolice" disertai dengan simbol hati.
Film Mulan yang diproduksi ulang dalam bentuk 'live-action' mendapat seruan boikot karena adanya
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Balik Kucing
- Tarif Tarifan
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia