Film Seribu Bayang Purnama, Cerita Soal Realita Kehidupan Petani

Film ini juga menawarkan sebuah solusi yang sudah terbukti berhasil dijalankan oleh sebagian petani.
Dia mengeklaim film ini tidak semata menghadirkan kisah romantis belaka, tetapi juga selaras dengan kehidupan nyata petani.
“Kisah dan konteks film ini sangat personal bagi saya, karena saya lahir dan besar di desa," ujarnya.
Swastika Nohara menuturkan film ini unik, karena latarnya mengambil kehidupan petani yang jarang diangkat.
Swastika menjelaskan proses pengembangan naskahnya dimulai dengan riset kehidupan petani masa kini dan Metode Nusantara.
Peraih Piala Maya kategori Skenario Terpilih 2013 itu meyakini situasi sulit dan kompleksitas yang digambarkan dalam film ini mewakili mayoritas petani di Indonesia.
Dalam film ini, dia menilai semua karakter pendukung di dalamnya mampu menghadirkan ungkapan romansa dengan gaya dan cara tersendiri.
"Sejak awal mendengar ide dan konsep film ini saya langsung merasa ini adalah film yang menarik dan penting untuk dibuat.“ kata Swastika.
Film Seribu Bayang Purnama, berkisah tentang problematika kehidupan petani di Indonesia.
- Sutradara Sam Mendes Ungkap Empat Film Biografi The Beatles
- Bulog Cetak Penyerapan Gabah Petani Capai 725.000 Ton, Rekor Tertinggi 10 Tahun Terakhir
- Meraup Untung dari Kemacetan Arus Mudik, Pedagang Kopi Keliling Berseliweran
- Serapan BULOG Melonjak 2.000 Persen, Hendri Satrio: Dampak Tangan Dingin Mentan Amran
- Hadapi Puncak Panen, Bulog Jatim Optimalisasi Sarana Pengeringan dan Pengolahan
- Lakoni Banyak Adegan Menangis Dalam Film Norma: Antara Mertua dan Menantu, Tissa Biani Cerita Begini