Film tentang SU 1 Maret, Meninggikan Soeharto, Menghilangkan Peran Sultan HB IX

jpnn.com, JAKARTA - Pada masa Orde Baru di bawah Presiden Soeharto, penguasa saat itu membuat setidaknya dua film tentang Serangan Umum (SU) 1 Maret.
Dua film tersebut ialah Janur Kuning (1979) dan Serangan Fajar (1981).
Film-film tersebut tidak hanya menjadi media propaganda tentang tokoh yang kondang dengan sebutan Pak Harto itu sebagai sosok penting penggagas SU 1 Maret, tetapi juga mendegradasi peran Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) IX.
“Melalui film-film tersebut, Soeharto berupaya menciptakan sejarahnya sendiri sebagai “Bapak” dan “Pahlawan Bangsa”,” demikian dituliskan Garin Nugroho & Dyna Herlina S dalam ‘Krisis & Paradoks Film Indonesia’ terbitan 2015.
Pak Harto dalam autobiografinya yang bertitel ‘Soeharto: Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya’ mengeklaim SU 1 Maret sebagai buah pikirannya.
Pria asal Dusun Kemusuk, Bantul, yang pada saat SU 1 Maret 1949 masih berpangkat letnan kolonel itu mengaku berupaya menyediakan bahan bagi L.N. Palar selaku diplomat Republik Indonesia (RI) di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menangkis klaim Belanda.
Melalui Agresi Militer II, Belanda mengeklaim telah berhasil menduduki Yogyakarta yang menjadi ibu kota RI pada waktu itu. Pak Harto selaku komandan Wehrkreise III merasa tergugah untuk membuat serangan dadakan guna membuktikan eksistensi RI di mata dunia.
Memang, banyak pertanyaan muncul tentang bagaimana peran Raja Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat Sri Sultan HB IX kala itu. Bagaimanapun Sultan HB IX tidak hanya memutuskan kesultanannya menjadi bagian RI, tetapi juga menyediakan dana besar bagi republik yang baru seumur jagung.
Film tentang Serangan Umum (SU) 1 Maret turut mendegradasi peran Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) IX.
- Serangan Umum 1 Maret, Klaim & Versi (daripada) Soeharto
- Paksa Kepala Daerah Ikut Retret, Prabowo Disebut Mau Tiru Rezim Orde Baru
- IPW Menilai Lirik Lagu Band Sukatani Bikin Panas Telinga Polisi
- Silakan Baca, Ini 7 Lagu Berlirik Kritis tentang Polisi
- Pernyataan Sjafrie Sjamsoeddin soal DPN Bisa Mengurusi Hutan dan Sawit Menuai Kritik
- Profil Hariman Siregar Tokoh Malari, Sosok Pemberani Berjiwa Perlawanan