Filosofi di Balik Rabu Pon, Hari Favorit Presiden Jokowi untuk Umumkan Keputusan Besar

"Sekalipun semua weton itu baik, tidak ada hari yang buruk, tetapi bagi masyarakat Jawa, hari lahir Rebu Pon itu lebih kurang diyakini memiliki beberapa keunggulan otak yang khas," katanya.
"Misalnya keuletan dalam bekerja, lebih bekerja keras, lebih giat dan kuat dalam bekerja, lebih bertanggung jawab dalam menjalankan tugas dan amanah."
Hitung-hitungan ini juga bisa dipakai untuk menentukan apakah pasangan cocok satu sama lain dengan menjumlahkan neptu masing-masing pasangan.
"Kalau ketemu angka yang jelek, ada yang memang sampai batal menikah. Kepercayaan itu masih ada sampai sekarang," kata Dhoni.
Dhoni menambahkan bahwa budaya Jawa memiliki tradisi panjang dalam membaca dan menafsirkan tanda dan kalender, atau "ngelmu titen."
"Masyarakat Jawa selama ratusan tahun mengamati perilaku dan watak manusia dalam kelahiran tertentu," kata Dhoni.
"Mereka mengaitkannya dengan peristiwa dan fenomena alam atau semesta."
Budaya Jawa dalam berpolitik
Ketika pengambilan keputusan Jokowi dilihat dari lensa budaya Jawa, termasuk mengumumkan beberapa perombakan kabinetnya pada hari Rabu Pon, Dhoni mengatakan Jokowi dapat mencoba untuk menularkan kualitas weton tersebut kepada bawahannya.
Bagi masyarakat Jawa, hari ini bukanlah Rabu biasa, melainkan Rabu Pon. Apa yang membuatnya istimewa?
- Isu Matahari Kembar Diredakan Muzani, Bukan Dasco Apalagi Hasan Nasbi, Tumben
- Matahari Kembar
- Sahroni Nilai Pertemuan Sespimmen Polri dengan Jokowi Kurang Pas, Begini Alasannya
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Lemkapi Minta Pertemuan Sespimmen dengan Jokowi Tak Dipolitisasi