Filsafat Hujan dalam Promosi Pariwisata
Rabu, 04 Agustus 2010 – 09:30 WIB
Dari situlah, mereka ’’jatuh hati” dan penasaran untuk menyaksikan show yang digagas oleh tiga instansi itu. Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar), Konjen RI di Melbourne yang sangat aktif, dan manajemen The Art Center Melbourne sendiri. ’’Kami senang, target kami berhasil, mengajak orang Australia mengapresiasi kebudayaan Indonesia dalam sebuah pagelaran seni. Lebih dari 80 persen tiket yang dijual sekitar Rp 390 ribu itu terjual. Mereka menikmati sajian musik etnik yang disajikan dengan serius,’’ aku Konjen Melbourne, Hadi Sapto, seusai pertunjukan.
Dia menyebut, standar bermusik dan apresiasi pecinta seni di Melbourne itu sangat tinggi. ’’Karena itu, The Art Center mencari sendiri grup musik yang mereka pandang bisa masuk ke selera publik Australia. Tidak sembarang bisa pentas di gedung pusat kesenian Melbourne itu,’’ jelas Hadi. Hadi sempat heran, mengapa Gangsadewa yang dipilih" Kan ada banyak grup musik terkenal" Sampai-sampai dia harus datang sendiri ke Jogja, jauh hari untuk memastikan grup itu. ’’Kami satu setengah tahun intensif menjalin komunikasi dengan The Arts Center agar direkomendasi grup kesenian dari Indonesia. Dulu, sempat Punakawan pimpinan Jaya Suprana. Responsnya juga sangat positif,” papar pria asal Surabaya itu.
Menurut Hadi, orang Australia ini cepat pulih. Bom Bali I dan II sudah tidak lagi tersimpan di benak mereka. Kunjungan wisatawan Australia ke Bali, sudah kembali normal, dan menduduki peringkat pertama.
Deputy Director of Promotion for Europe, Jordi Paliama, membenarkan statemen Hadi Sapto itu. Australia itu tambang emas dalam memasarkan turisme negeri. Sejak dua tahun terakhir, pertumbuhannya sangat signifikan, karena promosi pariwisata di Benua Koala ini memang makin gencar. ’’Pak Sapta memang punya skanario yang tepat. Yakni filsafat hujan, daripada gerimis merata, lebih baik hujan deras di daerah yang potensial,’’ jelas pria asal Ambon yang energik ini.
Cultural Roadshow 2010 Across Australia dengan title ’’Spirit of Indonesia’’ di Melbourne, Australia, itu memang komplet.
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408