FITRA: Anggaran Pendidikan Diskriminasi
Kamis, 27 Oktober 2011 – 11:37 WIB
Hal ini kata Uchok, akan mengakibatkan Pemda lebih mengutamakan memberikan alokasi anggaran (APBD) untuk SBI/RSBI dan mengabaikan sekolah-sekolah yang sangat terpencil, yang sebetulnya sangat membutuhkan pemberian dana dari APBD.
Baca Juga:
"Mumpung masih ada waktu dan RAPBN 2012 belum disyahkan, FITRA meminta DPR menghapus alokasi anggaran untuk sekolah bertaraf internasional agar tidak ada lagi ketidakadilan dan diskrimanasi bagi orang-orang miskin yang hanya mampu menyekolahkan anaknya pada sekolah standar nasional," ucapnya.
Uchok mengakui, walaupun dalam Undang-undang 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 50 ayat (3) daerah didorong membentuk sekolah standar internasional, tetapi DPR harus menghentikan kebijakan sekolah standar internasional ini. "Sekolah-sekolah standar internasional ini hanya pemborosan anggaran negara, ini hanya dinikmati atau diperuntukan bagi keluarga orang-orang kaya yang mampu membayar uang masuk dan SPP yang sangat mahal ke sekolah Standar internasional," tandasnya.
Pada tahun anggaran 2012, pemerintah SBY tetap mengalokasikan anggaran untuk Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) maupun Sekolah Bertaraf Internasional (SBI). Alokasi anggaran pada tahun 2012 untuk RSBI/SBI sebesar Rp242 milyar, sementara alokasi anggaran untuk Sekolah Standar Nasional hanya Rp108 milyar. (kyd/jpnn)
JAKARTA - Forum Indonesia untuk Transparasi Anggaran (FITRA) menilai, Pemerintah Presiden SBY tidak adil dan sangat diskriminasi dalam menerapkan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Wahai Guru PNS, PPPK & Honorer, Inilah Poin-poin Penting Pidato Mendikdasmen
- Gibran Minta Sistem Zonasi PPDB Dihilangkan, Mendikdasmen: Masih Pengkajian
- Ganesha Operation Award 2024 Jadi Ajang Penghargaan Bagi Pengajar dan Alumni
- INSEAD Business School, Jadikan Kerja Sama FWD Group & BRI Life Sebagai Studi Kasus
- Direksi ASABRI Mengajar Para Mahasiswa Magister Universitas Pertahanan
- Pilih Hotel sebagai Fasilitas Kampus, CEO UIPM Beri Penjelasan Begini