Fitra Tuding DPR Dapat Fee Bahas Anggaran
Minggu, 19 September 2010 – 16:31 WIB
JAKARTA - Jangan heran bila anggota DPR sering ke luar negeri dan anggarannya lebih besar dibanding anggaran yang diperuntukkan pelayanan publik dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Selain karena pembahasannya tidak melibatkan publik dan tidak transparan, rupanya oleh anggota DPR dijadikan lahan pendapatan. Uchok menjelaskan, komitmen antara DPR dengan pemerintah itu dibangun sejak pengajuan RAPBN. Selanjutnya, dalam pembahasan di Badan Anggaran (Banggar) DPR, dana itu kemudian dibahas lagi ke komisi-komisi yang menjadi leading sektor di masing-masing kementerian.
Hal itu diungkapkan Koordinator Advokasi dan Investigasi Sekretariat Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Seknas Fitra), Uchok Sky Khadafi. Dikatakannya, dalam pembahasan anggaran, DPR membangun komitmen dengan pemerintah guna mendapatkan fee dari dana yang dialokasikan di masing-masing kementerian, yang jumlahnya mencapai 20-30 persen dari total anggaran.
Baca Juga:
"Terserah saya (DPR), di departemen mana yang minta. Tapi departemen harus komitmen sama saya, dengan syarat kasih 20 atau 30 persen ke saya. Begitu modelnya di sana itu," kata Uchok, dalam diskusi di Bakoel Coffee, Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (19/9).
Baca Juga:
JAKARTA - Jangan heran bila anggota DPR sering ke luar negeri dan anggarannya lebih besar dibanding anggaran yang diperuntukkan pelayanan publik
BERITA TERKAIT
- Kemendagri-Kementerian Kependudukan Gelar Sosialisasi Pelaksanaan Anggaran DAK KB 2025
- Bandara Rendani Manokwari Diusulkan Ganti Nama Menjadi Ottow-Geissler, Ini Alasannya
- 40 Petugas Gulkarmat Jaktim Dikerahkan Tangani Kebakaran di SMPN 188 Ciracas
- Pj Gubernur Sumut Ingatkan Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan
- Presiden Prabowo Akan Hadiri Pelantikan Ketua Umum Kadin
- 11 Jam Kebakaran di Glodok Plaza, 8 Orang Dievakuasi