Flmkan Kiai Ahmad Dahlan

Flmkan Kiai Ahmad Dahlan
Flmkan Kiai Ahmad Dahlan
JAKARTA - Sutradara kondang Setiawan Hanung Bramantyo mengaku sedikit kesulitan mengorek informasi tentang diri pribadi Kiai Ahmad Dahlan. Hanya saja, dia bisa mencari biografi tokoh pendiri Muhammadiyah itu lewat gerakan-gerakan dan karya nyatanya.

jpnn.com - Menurut sutradara film layar lebar Get Married dan Ayat Ayat Cinta itu, bila membeber cerita tentang peran Kiai Ahmad Dahlan dalam masyarakat, berarti porsi cerita untuk keluarga akan mengecil. Sebaliknya, bila disoroti tentang keluarganya, berarti porsi cerita perannya dalam masyarakat akan lebih sedikit.

”Sejauh ini sifatnya masih global. Saya belum tentukan apakah lebih condong ke perannya dalam masyarakat atau dalam keluarga. Tapi satu hal yang perlu diketahui bahwa Kiai Dahlan itu sosok yang tidak mudah tercatat secara pribadi, karena orangnya tertutup. Tapi secara pergerakannya banyak sudah hasilnya. Hingga kita susah membidik kiai Dahlan,” ujar Hanung berterus terang.

Namun, dalam filmnya nanti, kata pria yang disebut-sebut sedang menjalin hubungan asmara dengan aktris Zaskia Adya Mecca itu, dirinya tak mau membuat film yang memunculkan Kiai Ahmad Dahlan, melainkan lebih menggambarkan Kiai Ahmad Dahlan sebagai seorang manusia biasa.

”Sehingga ketika penonton melihat, wah, ternyata saya juga bisa melakukan seperti apa yang dilakukan Kiai Dahlan. Itu yang ingin kita buat,” beber pria kelahiran Yogyakarta, 1 Oktober 1975 itu. Menurut Hanung, membuat film terkait dengan Kiai Ahmad Dahlan diawali karena dirinya terinspirasi ketika menonton film Gandhi. ”Ghandi disana diperlihatkan sebagai manusia biasa. Kita tidak mengkultuskan bahwa Gandhi tak ada cacat. Saya tidak mau. Sama seperti Kiai Dahlan. Apakah dia punya kekurangan. Iya. Sekarang kan karena ada foto-foto, kalau jadi kultus itu berbahaya,” papar jebolan Jurusan Film Fakultas Film dan Televisi, Institut Kesenian Jakarta itu.

Hanya saja, lanjut Hanung, sosok Kiai Ahmad Dahlan itu merupakan pribadi yang suka bertanya dan bandel. ”Bandel dalam artian bahwa dia membangkang kultur yang buat dia tidak pas. Seperti waktu itu ada acara 40 harian. Orang yang sudah meninggal dikasih sesaji segala macam dan itu harganya mahal. Kiai Dahlan bertanya, orang mati emangnya bias makan. Pertanyaan itu dianggap bandel, nakal, tapi itu memang wajar untuk ditanya,” beber Sutradara Terbaik tahun 2005 lewat film arahannya, Brownies (untuk Piala Citra, film layar lebar) dalam ajang Festival Film Indonesia tersebut.(gus/jpnn)



JAKARTA - Sutradara kondang Setiawan Hanung Bramantyo mengaku sedikit kesulitan mengorek informasi tentang diri pribadi Kiai Ahmad Dahlan. Hanya


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News