Flu Babi di AS Ancam 90 Ribu Jiwa
Rabu, 26 Agustus 2009 – 05:33 WIB

WABAH - Wakil CEO untuk Keselamatan dan Keamanan di Departemen Pendidikan Kota New York, tampak berupaya memberi penjelasan kepada seorang pria dan anaknya, bahwa sekolah mereka harus ditutup, saat wabah flu babi mulai mengkhawatirkan di AS, Mei lalu. Foto: Chris Hondros/Getty Images.
NEW YORK - Kendati terus sibuk mengembangkan dan mengujicoba vaksin terbarunya, pemerintah AS nyata-nyata masih sangat khawatir dengan wabah flu burung di negaranya. Apalagi berdasarkan salah sebuah laporan terbaru dari Dewan Penasehat Presiden di Bidang Sains dan Teknologi, separuh populasi warga AS bahkan terancam terinfeksi virus H1N1 itu, dengan perkiraan korban meninggal bisa mencapai 90 ribu orang. Laporan itu juga menyebutkan bahwa dalam skenario terburuk, antara 60 hingga 120 juta warga AS bakal bisa jatuh sakit akibat flu tersebut, sementara 30 juta lainnya dapat terinfeksi kendati tak menunjukkan gejala penyakit. Diperkirakan pula, antara 30 hingga 90 ribu orang bisa meninggal karenanya - angka ini lebih dari dua kali lipat rata-rata kematian tahunan akibat flu musiman. Kematian disebutkan terutama mengancam orang tua berusia di atas 65 tahun.
Demikian antara lain inti laporan seperti yang diberitakan ABCnews, Selasa (25/8) waktu setempat, atau Rabu (26/8) dinihari WIB. Dalam laporan itu antara lain disebutkan, bahwa sebanyak 1,8 juta orang dapat terinfeksi virus flu dalam musim ini saja, yang otomatis membutuhkan perawatan dari institusi kesehatan. Laporan itu dikeluarkan bersamaan dengan desakan pemerintah kepada perusahaan obat-obatan untuk menyelesaikan produksi vaksinnya bulan depan.
Baca Juga:
"Ini merupakan kemungkinan tak terhindarkan yang perlu kita antisipasi," ungkap Marty Cetron, Direktur Divisi Migrasi dan Karantina Global dari CDC (Center for Desease Control) - lembaga otoritas pengawasan penyakit di AS.
Baca Juga:
NEW YORK - Kendati terus sibuk mengembangkan dan mengujicoba vaksin terbarunya, pemerintah AS nyata-nyata masih sangat khawatir dengan wabah flu
BERITA TERKAIT
- Pesawat Delta Airlines Jatuh saat Mendarat di Toronto, Belasan Orang Terluka
- Ramadan Sebentar Lagi, Arab Saudi Kembali Siapkan Paket Bantuan untuk Indonesia
- Kabar Gembira, Hamas Siap Menyerahkan Kendali atas Gaza
- Rabi Yahudi Sebut Trump Dipilih Tuhan untuk Tegakkan Keadilan & Memerangi Islam Radikal
- Aksi Pro-Palestina Diwarnai Ujaran 'Zionis Babi' & Salut ala NAZI, Pedemo Diciduk Polisi
- Kecam Trump, PM Spanyol: Tak Ada Real Estat Bisa Menutupi Kejahatan terhadap Kemanusiaan di Gaza