Flyover Simpang Jam akan Urai Kemacetan di Batam
"Untuk masing-masing pondasi, makan waktu satu bulan untuk membangunnya. Khusus untuk pilar, satu pilar makan waktu dua bulan," tambahnya.
Setelah selesai, maka akan dilanjutkan dengan pembangunan jembatan atas. Ardi menjelaskan bahwa pembangunan jembatan akan menggunakan konsep traveller.
Langkah pertama dalam konsep ini adalah dengan memasang dua jaring safety yang terdiri dari spandek dan plat baja sehingga tidak ada material yang akan jatuh ketengah jalan dan mengganggu arus lalu lintas.
"Membangunnya tidak pakai penyangga. Prosesnya akan bekerja membangun jalan perlima meter perharinya. Dan akan dikerjakan di malam hari," imbuhnya.
Umur jembatan diperkirakan mencapai 100 tahun dan dilengkapi dengan expantion joint untuk menahan getaran.
Pimpinan Proyek (Pimpro) Flyover Simpang Jam, Himler Manurung dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PU-Pera) mengungkapkan meman akan terjadi sedikit kemacetan karena Simpang Indomobil berdekatan dengan Simpang Jam.
"Kami akan tetap lakukan penanganan berkesinambungan untuk penanganan di Simpang Baloi dan Kabil karena kemungkinan titik macet akan pindah kesana," jelasnya.
Latar belakang pembangunan flyover di Simpang Jam ini karena tiap harinya melintas sekitar 272.138 kendaraan. Dengan jumlah ini, memang sudah sepantasnya Simpang Jam memiliki fly over.
JPNN.com - Pembangunan jalan flyover di Simpang Jam untuk mengurai kemacetan di Batam, Kepulauan Riau, terus digenjot.
- Lulus SKD, 163 Pelamar CPNS Batam Lanjut ke Tahap SKB
- Menilik Peluang Menang Para Calon Wali Kota Batam Versi Survei Indikator Politik
- Pencinta Kuliner Merapat, Hotel di Batam Ini Hadirkan Dimsum All You Can Eat
- Aliansi Mahasiswa di Batam Laporkan Amsakar Achmad ke Bareskrim Polri, Ini Masalahnya
- Polda Riau Buru Wanita Pemasok Pakaian Bekas di Batam dan Sumatra
- Gudang Barang Bekas Ilegal di Batam Digerebek, Polisi Buru Pemasok