Foke Diminta Beri Sanksi Bawahannya
Karena Dianggap Hambat Penyerahan Fasos dan Fasum
Selasa, 20 September 2011 – 09:00 WIB
Pengamat perkotaan Yayat Supriyatna, menilai persoalan fasos fasum timbul karena tidak adanya keseriusan dari pihak terkait. Apalagi, ada wacana untuk mengganti fasos fasum dengan uang sebagai jalan pintas untuk menyelesaikan setiap persoalan. ”Fasos fasum yang diganti dengan uang rentan kolusi antara pengembang dan birokrat, terutama terkait nilai harga yang harus digantikan,” tuturnya.
Baca Juga:
Ia menjelaskan, permasalahan yang terjadi saat akan mengonversi fasos fasum dengan uang ialah jumlah nilai yang ideal yang harus diganti pengembang. Pemprov juga tidak bisa langsung menggunakan uang tersebut untuk kepentingan lain. Pasalnya, uang tersebut tidak masuk APBD tahun ini.
”Itu uang liar, kecuali ada badan yang ditunjuk untuk mengelola dan transparan. Pergantian dengan uang harus melalui bank sehingga mengurangi adanya kolusi antara dua belah pihak,” jelasnya.
Yayat memberi contoh kebijakan pergantian fasos dan fasum dengan uang di Bekasi, Jawa Barat. Saat itu, para pengembang memberikan sejumlah uang kepada pemerintah daerah untuk membangun Tempat Pemakaman Umum (TPU). Namun faktanya, hingga saat ini, pembangunan TPU tersebut tidak pernah terlaksana.
KALANGAN Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta mendesak Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo bersikap tegas. Foke –sapaan gubernur-
BERITA TERKAIT
- Gerakan Guna Ulang Jakarta, Edukasi Mengurangi Pemakaian Plastik Sekali Pakai
- Fasilitas Makin Lengkap, Triboon Hub Tambah 2 Resto Baru di Jakarta
- Durasi Pemadaman Lampu Program Earth Hour Terlalu Singkat
- Di Tengah Sosialisasi Tupoksi kepada Warga, MKD DPR RI Singgung Pelat Nomor Khusus
- Tjahjo Kumolo Meninggal Dunia, Warga Bekasi Diminta Kibarkan Bendera Setengah Tiang
- Anies Bangun Kampung Gembira Gembrong dengan Dana Rp 7,8 Miliar dari Infak Salat Id di JIS