Fokus ke Pemulihan Ekonomi, Dolar AS Mengalami Pelemahan
jpnn.com - Fokus investor pada prospek pemulihan ekonomi, mendorong dolar AS melemah dan mata uang berisiko lebih tinggi termasuk dolar Australia, melonjak pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB).
Para investor membeli mata uang berisiko bahkan setelah tanda-tanda kemunduran, dalam pertempuran untuk menahan Virus Corona.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan rekor peningkatan dalam kasus Virus Corona global pada Minggu (21/6), dengan Amerika Utara dan Amerika Selatan menunjukkan kenaikan terbesar.
Pada Jumat (19/6) Apple Inc mengatakan akan menutup sementara beberapa toko lagi di Florida, Arizona, South Carolina, dan North Carolina karena wabah baru di negara-negara bagian AS.
"Pasar melihat ke depan untuk paruh kedua tahun ini, ketika mengharapkan pemulihan akan dimulai dengan sungguh-sungguh," kata Analis Senior Pasar Western Union Business Solutions, Joe Manimbo, di Washington.
"Kepastian benar-benar lemah, jadi sentimen tentu saja dapat mudah berubah, tetapi untuk saat ini pasar mengambil pandangan dari kaca setengah penuh."
Data ekonomi yang kuat telah meningkatkan harapan ekonomi akan bangkit kembali dengan cepat, dari penutupan bisnis untuk membendung penyebaran virus.
Ahli Strategi Valas ING, Francesco Pesole, mengatakan para investor mengamati sejauh mana kasus-kasus baru mengarah pada tindakan penguncian yang lebih ketat.
Fokus investor pada prospek pemulihan ekonomi, mendorong dolar AS melemah dan mata uang berisiko lebih tinggi termasuk dolar Australia, melonjak pada akhir perdagangan Senin.
- Fundamental Ekonomi Menguat, Kurs Rupiah akan Membaik
- Rupiah Menguat, Biaya Produksi Bisa Menurun
- Wapres Membeberkan Penyebab Rupiah Melemah Terhadap Dolar AS
- Pagi ini Rupiah Melemah Rp16.368 per Dolar AS
- Tren Pemulihan Ekonomi Makin Solid Setelah Pandemi Covid-19 Berlalu
- Nilai Tukar Rupiah Masih Lebih Baik dari Mata Uang Negara Lain