Fokus ke Pemulihan Ekonomi, Dolar AS Mengalami Pelemahan
"Jika pasar mulai membuat koneksi bahwa lebih banyak kasus akan secara otomatis menyiratkan penguncian baru maka jelas itu akan menjadi jauh lebih sensitif terhadap puncak baru dalam hal gelombang kedua," kata Pesole.
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,64 persen menjadi 97,06 persen.
Euro menguat 0,72 persen terhadap dolar menjadi 1,1256, naik dari posisi terendah dua setengah minggu terakhir.
Pada Jumat (19/6) para pemimpin Uni Eropa sepakat bahwa tindakan mendesak diperlukan untuk mengangkut ekonomi mereka dari resesi terdalam sejak Perang Dunia Kedua, tetapi tidak membuat kemajuan pada rencana stimulus besar-besaran yang telah memecah belah mereka selama berminggu-minggu.
Mata uang berisiko tampak unggul dengan dolar Australia melonjak 1,21 persen menjadi 0,6915 dolar, terhadap greenback.
Membesarkan hati pembeli dolar Australia, Gubernur bank sentral Australia, Reserve Bank of Australia (RBA) Philip Lowe mengatakan kenaikan mata uang baru-baru ini bukan masalah dan dampak pandemi tidak akan seburuk yang dikhawatirkan.
Ukuran lebih luas posisi dolar pada Jumat (19/6) menunjukkan spekulan meningkatkan taruhan jangka pendek mereka terhadap greenback, menjadi yang terbesar sejak Mei 2018, pada 16,27 miliar dolar AS. (antara/jpnn)
Fokus investor pada prospek pemulihan ekonomi, mendorong dolar AS melemah dan mata uang berisiko lebih tinggi termasuk dolar Australia, melonjak pada akhir perdagangan Senin.
Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha
- Fundamental Ekonomi Menguat, Kurs Rupiah akan Membaik
- Rupiah Menguat, Biaya Produksi Bisa Menurun
- Wapres Membeberkan Penyebab Rupiah Melemah Terhadap Dolar AS
- Pagi ini Rupiah Melemah Rp16.368 per Dolar AS
- Tren Pemulihan Ekonomi Makin Solid Setelah Pandemi Covid-19 Berlalu
- Nilai Tukar Rupiah Masih Lebih Baik dari Mata Uang Negara Lain