Fokus Sejahterakan Petani, Akhiri Polemik Data Beras
jpnn.com, JAKARTA - Oleh: Sekjen Kementerian Pertanian Syukur Iwantoro
Minggu lalu Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data bahwa produksi beras surplus 2,8 juta ton.
Data terbaru BPS ini menggunakan metode kerangka sampel area (KSA) untuk melakukan penghitungan luas panen gabah kering giling (GKG) untuk kemudian dikonversi menjadi proyeksi produksi beras secara nasional.
Data ini merupakan penyempurnaan dari data BPS sebelumnya yang menggunakan metode ‘klasik’/ eyes estimated.
Fakta telah menunjukkan bahwa sekalipun dengan menggunakan metode baru KSA, terbukti produksi padi pada tahun 2018 masih lebih tinggi dari kebutuhannya.
Melihat kenyataan ini, sudah ditegaskan oleh Bapak Wakil Presiden RI bahwa tahun ini tidak ada impor beras yang diperkuat lagi oleh pernyataan Kepala Dirut Perum Bulog bahwa stok beras kita aman sampai dengan pertengahan tahun depan.
Adanya pendapat sejumlah pihak yang masih berpikir perlunya impor dikhawatirkan dapat mendemotivasi petani padi.“Jika petani tidak menanam, bangsa ini tidak makan.”
Minggu lalu Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data bahwa produksi beras surplus 2,8 juta ton.
- Menteri SYL Sampaikan Arah Kebijakan Pertanian Kementan Pada 2021
- Harga Kedelai tak Stabil, Mentan Syahrul Yasin Limpo Langsung Lakukan Ini
- Kementan Ungkap 10 Provinsi Produsen Jagung Terbesar Indonesia
- Realisasi RJIT Ditjen PSP Kementan di Kabupaten Bandung Melebihi Target
- Mentan SYL Tingkatkan Produksi Pertanian di Sulawesi Utara
- Covid-19 Tantangan Bagi Kementan untuk Penyediaan Pangan, Mohon Doanya