Formappi Sebut Rentetan Kasus Korupsi Bisa Gerus Elektabilitas PDIP
jpnn.com, JAKARTA - Rentetan penangkapan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap kader PDIP mendapat respon dari berbagai pihak. Terbaru, penangkapan Nurdin Abdullah kader partai banteng yang menjabat sebagai Gubernur Sulawesi Selatan terkait dugaan korupsi proyek-proyek infrastruktur.
Pengamat menilai tertangkapnya Nurdin dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) berpotensi menggerus elektabilitas PDIP.
Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen (Formappi) Lucius Karus menyebutkan elektabilitas PDIP bisa tergerus setelah rentetan penangkapan KPK terhadap kader-kader partai banteng tersebut.
“Rentetan kasus yang melibatkan kader dari PDIP tersebut berpotensi menggerus elektabilitas partai karena sebagian warga yang terafiliasi secara ideologis dengannya mungkin saja kecewa," kata Lucius dalam keterangannya, Senin (1/3).
Lucius menyebutkan dalam politik, semua partai punya peluang elektabilitasnya menurun jika kadernya tersangkut kasus korupsi. Persoalan kasus korupsi dinilainya jadi acuan rakyat memilih.
“Jika kepercayaan tercoreng oleh kasus korupsi, maka secara otomatis akan berdampak pada berkurangnya orang yang menitipkan mandat politiknya pada partai tersebut," ujar Lucius.
Selain Nurdin Abdullah, ada beberapa kader PDIP mesti berurusan dengan KPK seperti Bupati Banggai Laut Wenny Bukamo, Harun Masiku hingga eks Menteri Sosial Juliari Batubara. (mcr8/JPNN)
Peneliti Formappi sebut rentetan kasus korupsi yang dilakukan oleh kader PDIP berpotensi menggerus elektabilitas partai.
Redaktur & Reporter : Kenny Kurnia Putra
- Kasus Korupsi Proyek APD Covid-19, KPK Jebloskan Pengusaha Ini ke Sel Tahanan
- Prabowo Janji Tak Intervensi Pilkada, Ronny: Kader PDIP Jangan Ragu Sikat Aparat Nakal
- Targetkan Kemenangan, Sekjen PDIP Ingatkan Megawati Dinggembleng di Yogyakarta
- Hadir Konsolidasi PDIP di Yogya, Hasto: Pilkada Momentum Mengubah Peta Politik
- Kejagung Usut Keterlibatan Perusahaan Swasta di Kasus Korupsi Impor Gula yang Menyeret Tom Lembong
- Kejagung Telusuri Aliran Dana Korupsi Impor Gula oleh Tom Lembong