Formula 1 Terus Ribut Sendiri soal Sistem Kualifikasi

Formula 1 Terus Ribut Sendiri soal Sistem Kualifikasi
Pembalap Mercedes Nico Rosberg saat memimpin start di GP Bahrain, Minggu (3/4). FOTO: MOHAMMED AL-SHAIKH / AFP

Yang belakangan paling diributkan: Format kualifikasi 2016. 

Niat format baru kualifikasi sebenarnya baik. Supaya lebih seru buat penonton. Para pembalap tetap ikut sistem knockout alias eliminasi yang terbagi dalam tiga sesi. Tapi, bukannya dieliminasi di akhir sesi, para pembalap justru ’’dibuang’’ satu per satu setiap 90 detik mendekati akhir setiap sesi. 

Di Australia, sistem itu menuai hujatan. Bukannya berlangsung mendebarkan, banyak mobil justru parkir di garasi di menit-menit akhir kualifikasi. Padahal, sebelumnya menit-menit akhir itu yang paling seru. 

Minggu pagi sebelum lomba di Australia (20/3), sempat ada pertemuan tim yang menyatakan mereka akan sepakat untuk mengembalikan sistem seperti 2015. 

Eh, sebelum Grand Prix Bahrain akhir pekan lalu, ’’kesepakatan’’ itu tidak selaras dengan kemauan pengawas lomba dan pihak lain (tidak jelas siapa, tapi yang jelas ikut punya suara). 

Kesempatan pun diberikan sekali lagi Sabtu lalu di Bahrain (2/4). Hasilnya? Lebih parah lagi! Kini tim-tim sudah tahu kapan harus memarkir mobil, sehingga setiap sesi berlangsung semakin sepi aksi. 

Usai kualifikasi itu, hujatan kembali muncul. Pertemuan dijadwalkan berlangsung Minggu kemarin (3/4) sebelum lomba. 

Semua hadir dalam meeting 90 menit itu. Para bos tim, Bernie Ecclestone, Presiden FIA Jean Todt, plus pimpinan balap Pirelli (supplier ban) Paul Hembery, menghadirinya. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News